DenpasarNews Update

Nyanyian Hindu Tiga Kabupaten di Bali

    DENPASAR, Kilasbali.com – Utsawa (lomba) “Nyanyian Keagamaan” adalah materi baru dalam Utsawa Dharmagita (UDG) XXXI tahun 2023. Meski demikian, peserta yang tampil mampu memberikan sajian seni yang sangat menarik, kalau disimak dari segi hiburan.

    Semua peserta menyajikan materi suara dan kemampuan musikal yang sangat bagus. Kreativitasnya pun tergolong tinggi, namun bentuknya berbeda-beda, ada yang bentuk musikalisasi puisi, ada yang mirip sandyagita, dan ada yang seperti lagu pop dan vocal grup.

    Dewan Juri, I Komang Darmayuda mengatakan, peserta yang tampil dalam utsawa Nyanyian Keagamaan ini sangat beragam. Kreativitasnya tinggi.

    Materi suara dan kemampuan musikal para peserta ini sangat bagus, tetapi bentuk lagu rohani Hindu itu belum ketemu.

    “Frame-nya belum ketemu, apa untuk lagu Agama Hindu, apa itu pop rahani Hindu. Saya merasa perlu diadakan Focus Discussion Grup (FGD) untuk menyamakan konsep yang sama,” katanya.

    Walau sebagai materi baru dalam ajang UDG, namun lagu ini diharapkan mudah didengar dan ditiru, sehingga nantinya menjadi familiar di kalangan umat Hindu. Baik dari isi liriknya, melodi, dan komposisi garapan.

    “Saya melihat ketiga peserta Utsawa Nyanyian Kegamaan ini terlalu bebas mengekspresikan kemampuan selera mereka masing-masing, sehingga konsep lagu rohani Hindu yang berbeda beda,” imbuh Dosen musik ISI Denpasar ini.

    Baca Juga:  Doa Bersama Lintas Agama untuk Sukseskan Pilkada Serentak di Bali

    Karena ini materi baru, mestinya kriteria perlu dipertajam dan diperuncing, sehingga Nyanyian Keagaman Hindu itu memiliki bentuk yang jelas dan baik.

    “Saya berharap, seperti nyanyian dharma yang pernah dibuat oleh Dewa Bujana dan kawan kawan itu. Dari segi judul, tema, ajaran Agama Hindu, melodi simple dan enak didengar, dan mudah dilakukan oleh banyak orang, baik dilakukan di pura, di rumah dan di sebuah acara keagamaan,” harapnya.

    Bila perlu, bisa dilakukan oleh umat Hindu di seluruh Indonesia, bukan hanya di Bali saja. Umat Hindu di Dayak, Sulawesi, Papua dan umat Hindu lainnya, sehingga mereka juga bisa membawakan lagu-lagu hasil ciptaan itu. Artinya, sifatnya tidak individual.

    Baca Juga:  Peringatan BKGN 2024, Begini Pesan Pj Ketua TP PKK Bali

    “Saya rasa ketiga peserta yang tampil ini, masih mencari bentuk. Maklum, ini materi baru, sehingga perlu didahului adanya worshop dan FGD, sehingga arahnya jelas,” tegasnya.

    Sebagai materi baru, lomba Nyanyian Kegamaan seakan belum familiar, sehingga pesertanya tergolong minim yang hanya diikuti 3 duta saja, yakni Kabupaten Badung, Kota Denpasar dan kabupaten Tabanan.

    Padahal di tiap-tiap kabupaten dan kota di Bali itu memiliki orang orang hebat.

    “Mungkin karena kurang komunikasi dan masalah biaya, sehingga 3 peserta saja yang muncul. Padahal, kabupaten dan kota memiliki orang-orang yang hebat dan bagus-bagus. Lihat saja dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) masing-masing kabupaten menampilkan yang terbaik,” paparnya.

    Hal senada juga dikatakan Juri Desak Made Suarti Laksmi. Dosen Seni Pertunjukan ISI Denpasar ini, menyoroti penampilan masing-masing peserta yang mesti mempertimbangkan intonasi, cara pengucapan vocal, konsonan dan lainnya. Semua itu perlu ditingkatkan oleh ketiga peserta yang tampil.

    Baca Juga:  Koster-Giri Lebih Memilih Menyapa Masyarakat dan Tawarkan Program

    “Saat menampilkan suatu lagu yang paling penting adalah dalam penciptaan lagu mesti sesuai denga struktur komposisi lagu,” sebutnya.

    Perlu diingat, komposisi lagu itu penting karena akan dapat menambah dalam penampilan. Lirik lagu juga sangat menentukan, baik itu dengan lirik bahasa Bali ataupun Indonesia. Kreativitas ketiga peserta juga sangat menarik, namun berbeda dari masing-masin duta.

    “Kreativitas itu memang menjkadi pertimbangan dewan juri. Namun, tak kalah pentingnya adalah tema lagu itu sendiri. Segara Kerthi sebagai tema lagu, maka semuanya mesti mengacu kepada tema tersebut. Karena semua itu menjadi pertimbangan kami dalam memberikan nilai,” pungkasnya.

    Walau semua peserta tampil dengan kreativitas, namun dewan Juri memiluh Duta Kabupaten Badung sebagai Juara I. Sementara juara II dan III diberikan kepada Duta Kabupaten Tabanan dan Kota Denpasar. (rl/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi