GianyarPeristiwa

Tut Herky Berpulang, Ribuan Netizen Merasa Kehilangan

    GIANYAR, Kilasbali.com – Sebagai anak dengan kelainan pertumbuhan, I Ketut Budiana alias Tut Herky (23), sangat dikenal oleh berbagai kalangan. Terlebih tampilannya yang lugu, apa adanya kerap menghibur netizen via media sosial.

    Pria yang soulmate dengan sejumlah pejabat ini, kerap disertakan dalam garapan dramatari.

    Suasana rumah duka. foto/ist

    Rabu (5/7) pagi, banjir ucapan belasungkawa pun menyertai kepergiannya. Tut Herky yang sal Banjar Silungan, Desa Lodtunduh, Ubud itu dinyatakan meninggal lantaran sesak napas di RSU Ari Santi Ubud.

    Ibu mendiang, Ni Made Kani menceritakan, sebelum dinyatakan meninggal di RS, pada Minggu 2 Juli sore, Tut Herky mengalami sakit demam, lalu dibawa berobat ke RSU Ari Santi.

    Baca Juga:  Komisi II Tegaskan Perbaikan SDN 1 Geluntung Masuk Prioritas di 2025

    Sempat pulang namun, besoknya kembali dibawa ke rumah sakit. Kondisinya pun semakin drop hingga akhirnya meninggal.

    Pihak keluarga pun mengikhlaskan kepergiannya. Semasa hidupnya Tut Herky, bersekolah di SLB hingga tingkat SLTA. Dia tidak bisa membaca, tetapi bisa menulis.

    Samasa hidupnya, kata dia, Tut Herky selalu bersenang-senang, naik sepeda. Tak jarang, Tut Herky membuat keluarganya terkejut. Karena pulangnya sering membawa barang mahal.

    Baca Juga:  Dua Pengendara Motor Tewas Diserempet Truk di Jalur Singaraja-Denpasar, Baturiti

    “Pernah bawa sepeda listrik, katanya dikasi anggota dewan di Badung. Kadang tak habis pikir, anak ini banyak punya teman pejabat. Bahkan pekan sebelumnya sempat diajak ke Jakarta oleh anggota DPR RI,” kenang sang ibu.

    Ketut Herky saat masih dirawat di rumah sakit. foto/ist

    Dengan banyaknya teman yang dimiliki Tut Herky, ia pun kerap membantu perekonomian keluarga.  Sebab tak jarang, Tut Herky pulang membawa uang. Dan, sebagian besar uangnya diberikan pada orangtua.

    Sebelum meninggal, Tut Herky juga meninggalkan bangunan, yakni toilet dan tembok rumah yang sebelumnya hanya plesteran semen, kini telah dicat. (ina/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi