DENPASAR, Kilasbali.com – Sebanyak tigapuluh enam putra putri terpilih dari kabupaten/kota se- Bali mengikuti kegiatan Training Center (TC) di Markas Besar PMI Provinsi Bali Jalan Imam Bonjol Denpasar, Kamis, 15 Juni 2023. TC menuju Jumpa, Bakti, dan Gembira (Jumbara) Nasional IX.
PMR PMI Bali berlangsung dari tgl 11-15 Juni dengan melibatkan 27 fasilitator yang telah tersertifikasi sesuai dengan kompetensi masing- masing , serta 6 orang pendamping. Materi pembekalan dibagi dalam kelas ; Pertolongan Pertama (PP), Remaja Sehat Peduli Sesama (RSPS), Pendidikan Remaja Sebaya (PRS), Ayo Siaga Bencana (ASB), donor darah, kepalangmerahan, serta kelas jurnalistik.
Sebelumnya Bali keluar menjadi yang terbaik secara nasional. Tahun ini, rasa optimis wajib digelorakan agar tetap bisa bertahan sebagai yang terbaik. Hal tersebut disampaikan Nyoman Puasa Aryana selaku ketua Team Kontingen Bali.
Puasa yang setiap hari mendampingi pelaksanaan TC, yakin Bali adalah team yang solid dengan semangat kebersamaan mampu untuk mempertahankan juara yang ditorehkan pada Jumbara VIII lalu.
“Di atas yang terbaik sudah tidak ada lagi, kecuali tetap bertahan untuk tetap menjadi yang terbaik. Tahun ini Kontingen Bali mengambil semangat Senopati Karna dalam berlaga di Lampung tanggal 2-10 Juli 2023. Beban tak dapat dipungkiri, namun kerja keras dibarengi dengan doa, adalah jalan terbaik yang maksimal telah team lakukan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Markas PMI Bali, Budi Suharjo menyampaikan, Jumbara Nasional IX yang sempat tertunda akibat Covid -19, Bali tahun ini melibatkan salah satu PMR disabilitas dari Tingkat Wira (SLB N.2 Denpasar). Hal ini sejalan dengan 7 Prinsip Palang Merah Internasional.
Selain itu, ada perubahan signifikan dari Jumbara – Jumbara yang lalu. Saat ini sistem penilaian 60 % dilakukan dari sisi pembinaan di kabupaten kota dengan pengisian form, dan 40% offline dengan langsung berkegiatan di lapangan.
Budi Suharjo juga menambahkan, memasuki era digitalisasi semua PMR PMI Bali wajib terdaftar di Sistem Informasi Manajemen (SIM) PMI, untuk memastikan salah satu syarat mereka memperoleh tiket menuju Jumbara.
“Pembelajaran sebelum TC, telah dilaksanakan secara online dan offline. Waktu TC yang cukup singkat dilakukan dengan offline berharap semua materi bisa tersampaikan,” harapnya.
Salah satu perwakilan dari tingkat wira, Putu Indah Cahyani penyandang disabilitas lewat penterjemahnya AAMas Sriayuni Putra, mengaku senang bisa mengikuti TC.
“Saya bangga bisa bergabung dengan kontingen Bali. Saya diterima tanpa dibedakan walau mereka tertatih-tatih memahami bahasa isyarat. Dan saya pun senang karena teman- teman yang lain tertarik belajar bahasa isyarat. Pengalaman ini akan saya bagikan ke teman- teman disabilitas sebagai motivasi, bahwa disabilitas memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk menjadi setara seperti 7 prinsip Gerakan Palang Merah Internasional,” ujarnya.
Ketua Pengurus PMI Bali, IGB Alit Putra menyampaikan terima kasih kepada semua pihak mulai dari staf, pengurus, fasilitator, pendamping, Pemda maupun Pemprov, terlebih dukungan masyarakat Bali melalui kotak donasi.
Khusus saat di Lampung nanti, guna menonjolkan ciri khas perkemahan kontingen yang bernuansa Bali, akan menyulap lahan 25 x 20 terlihat indah dan memancarkan bertaksu Bali, karena muatan lokalnya menjadi bagian dari penilaian. Beberapa properti dikirim lewat ekspedisi, sementara gambelan, dipinjamkan dari Semeton transmigran Bali di Lampung.
Alit Putra juga menambahkan, kontingen Bali selalu diperhitungkan oleh kontingen lain dari semua sisi. Dan Bali selalu didorong sebagai tuan rumah dalam event nasional PMR PMI.
“Dukungan pemerintah daerah sangat menentukan. Kami pengurus, staf dan relawan tidak bisa berjalan sendiri. Soal kekompakan, kerja keras dan kesiapan relawan, staf serta pengurus tak perlu diragukan lagi,” pungkasnya. (mnk/kb)