DENPASAR, Kilasbali.com – Unik dan menarik. Hal itu terkesan dari sebuah bangunan atau bale bengong yang berdiri kokoh di sudut parkir Kampus Universitas Warmadewa (Unwar). Rupanya, mahasiswa Unwar berhasil ‘sulap’ botol plastik bekas menjadi bangunan bale bengong.
Mahasiswa Unwar sangat kreatif mengolah benda tak bernilai menjadi barang berguna. Bale bengong dengan rangka besi itu dibangun dari 1900an botol bekas air mineral ukuran tanggung dan besar, diresmikan Rektor Unwar, Prof I Gde Suranaya Pandit, Jumat (26/5).
Pondasi bawah terbuat dari 900 botol bekas air mineral ukuran besar, papan dari tutup botol bekas yang dipres, tiang diselimuti botol bekas ukurang tanggung, atap dari bahan botol yang dipecah yang dibentuk sedemikian rupa, dan dirajut layaknya genting.
Apresiasi dan ucapan kagum pun terlontar dari Rektor Prof Pandit atas kreativitas mahasiswanya. Pria berkaca mata ini tak henti-hentinya melempar senyum puas menyaksikan hasil karya mahasiswanya. Bahkan, bersama jajarannya dan pihak yayasan juga sempat duduk di bale bengong ini.
“Saya berharap ke depan mahasiswa bisa menyusun yang lebih ramah lingkungan lagi. Ini kan sekarang masih ada unsur besinya, jadi ke depan akan diganti bambu atau bahan alami lain yang lebih padat, sehingga memiliki daya tahan cukup kuat untuk menopang atap. Tentunya ini perlu kreativitas dan inovasi lagi,” harap Prof Pandit.
Koordinator Pengurus Bale Bengong, Bramdhika menuturkan, sampah itu dikumpulkan dari botol bekas yang ada di lingkungan kampus, dan juga dibawa oleh mahasiswa baru.
“Sebelumnya kami pernah membuat kursi dari bahan botol plastik bekas yang digunakan di sekretariat, ya itu lumayan kuat. Tergantung dari cara duduknya,” tuturnya.
Untuk bale bengong ini, dia memprediksi mengkerut enam bulan ke depan. Tetapi, pondasi yang dibawah bisa bertahan sampai setahun. “Tergantung dari mahasiswa menggunakan dan merawat fasilitas kampus ini,” ujarnya.
Dikatakan, bale bengong ini dibangun mulai akhir April 2023. “Kami kumpulkan satu persatu botol, dan buat kotak untuk pondasi. Kemudian untuk di atas kami solder dan diikat. Botol juga dikumpulkan mahasiswa baru dengan seleksi ketat. Botol bekas diisi dengan plastik bekas yang bersih agar bisa bertahan lama dan tidak mengeluarkan gas,” bebernya.
Sementara itu, Sekretaris Yayasan, I Ketut Sugihantara menyampaikan dukungan terhadap kreativitas seluruh civitas akademika.
“Yayasan pasti mendukung 100 persen, tinggal hal itu bisa disinergikan dengan baik, terutama mapala ini memiliki kreativitas yang lebih. Makanya kami terus sarankan sesuai dengan karakter sapta bayu itu masuk. Karyanya unggul menjadi yang terdepan, contoh, dan menjadi trending topik. Salah satu karya ini betul-betul membanggakan,” pungkasnya. (jus/kb)