DENPASAR, Kilasbali.com – Tak hanya berperilaku ugal-ugalan, wisatawan asing yang berlibur ke Bali juga ada yang berprofesi sebagai guide. Hal itu terungkap saat Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali ‘mesadu’ (mengadu, red) ke Satpol PP Provinsi Bali, Rabu (3/5).
HPI ‘mesadu’ mulai dari adanya guide (pramuwisata) liar baik itu WNA maupun domestik, buka travel bodong, hingga kekhawatiran kembali munculnya fenomena ‘jual beli kepala’. Karena salah satu pusat oleh-oleh yang sebelumnya melayani praktek illegal itu bakal buka kembali.
HPI berharap, Satpol PP bertindak tegas dalam penegakan dan penertiban guide yang tak berlisensi. Karena dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi citra wisata Bali yang mengusung tagline ‘Pariwisata Budaya’.
Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali, I Nyoman Nuarta menyampaikan, banyak wisatawan asing maupun warga lokal yang menjadi guide illegal. “Intinya kami guide illegal ini ditindak tegas demi menjaga pariwisata budaya Bali ini betul-betul terkelola dengan baik,” ungkapnya.
Pihaknya berharap, dalam penegakan guide asing melibatkan HPI untuk mengetahui bahasa yang mereka gunakan. “Guide legal yang ada di Bali tercatat 6.500 orang lebih, sedangkan liar lebih dari jumlah itu. Kalau guide asing illegal itu kebanyakan Rusia, Prancis, Mandarin, dan Korea,” bebernya.
Sementara itu, Sekretaris Divisi Bahasa Mandarin HPI Bali, Erwin Mulialim mengungkapkan kekhawatirannya terhadap fenomena ‘jual beli kepala’ bakal terulang lagi. Karena, salah satu pusat oleh—oleh yang melayani praktik illegal itu bakal buka kembali.
“Wisatawan Tiongkok bakal banyak datang ke Bali, saya harap peristiwa itu tak terulang kembali. Karena itu sangat merugikan. Mereka membayar ke negerinya, bukan kita yang mendapatkannya,” harapnya.
Temuan juga diungkapkan Divisi Bahasa Rusia HPI. Yakni, adanya website yang tidak bisa dibuka oleh orang lokal. Website itu memasarkan tour oleh orang Rusia yang tinggal di Bali.
Menyikapi pengaduan itu, Kasatpol PP Bali, Dewa Nyoman Rai Dharmadi menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada HPI.
“Masukan ini tentunya sangat berarti bagi kami dalam mewujudkan program Gubernur Bali Wayan Koster yakni program pariwisata Bali yang berkualitas, berbudaya, dan berkelanjutan,” jelasnya.
Dewa Dharmadi menegaskan komitmennya dalam penertiban dan penegakan terhadap guide asing maupun yang tak berlisensi. Bahkan, telah dilakukan beberapa sidak guide illegal, salah satunya di Besakih belum lama ini.
“Masukan ini akan tindak lanjuti dengan workshop melibatkan Satpol PP Kabupaten/Kota, asosiasi yang ada, dan juga instansi terkait lainnya. Ini untuk menyamakan persepsi, sekaligus menyerap masukan-masukan dalam upaya menjaga ketertiban di bidang pariwisata,” ungkapnya. (jus/kb)