DenpasarNews UpdateSeni Budaya

Lansia Werdha Santhi Desa Adat Pedungan Pentas di PKB/XLIV

    DENPASAR, Kilasbali.com – Lansia Werdha Santhi Desa Adat Pedungan Denpasar Selatan, rutin sebulan sekali mengadakan pertemuan di balai banjar, sekaligus mengisinya dengan menepuk gamelan. Persiapan bila sewaktu-waktu dipanggil ngayah di wewidangan Desa Adat Pedungan. Namun 3 bulan belakangan ini latihan dilaksanakan lebih intensif dan lengkap, karena ditunjuk   menjadi duta  Kota Denpasar dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIV, yang pentas pada Selasa, 5 Juli 22 di Gedung  Ksirarnawa Taman Budaya Denpasar.

    Sebagai Duta Kota Denpasar, Sekaha Gong Lansia Werdha Santhi akan menampilkan Tabuh Gesturi, Tari Gabor dan sendratari yang mengangkat lakon Rajapala. Melibatkan para lansia dari 14 banjar  yang ada di wewidangan Desa Adat Pedungan . Sebanyak 86 orang yang terdiri dari  pembina, penabuh, penari, dalang serta juru tembang (gerong) .

    Dalam sesi latihan gabungan terakhir (gladi kotor) tampak jelas di balik raut wajah para lansia ada binar penuh kegembiraan. Semangat mereka dalam menabuh, menari dan metembang seolah mengusir kesan usia  werdha.

    Ketua Sekaligus Koordinator Sekaha Gong Werdha Santhi, I Made Sumita menyampaikan, wadah berkumpulnya seniman lansia adalah milik desa adat, sehingga semua personil adalah warga Desa Adat Pedungan. “Setiap ngayah, terlebih saat diutus sebagai duta Kota Denpasar pada PKB, manggala desa mulai dari prajuru, jero bendesa, para kaling, memberikan respon, support dan dukungan penuh di setiap latihan,” jelasnya.

    Baca Juga:  Doa Bersama Lintas Agama untuk Sukseskan Pilkada Serentak di Bali

    Sementara itu, I Wayan Riping selaku pembina tabuh menuturkan, dalam membina para lansia gampang – gampang susah. Modal utama seorang pembina adalah menjaga kesabaran guna menyatukan perasaan, mengingat yang dibina sudah lingsir-lingsir.

    “Ada beberapa anggota yang susah duduk berlama- lama hingga asam uratnya pun kumat, kami sangat menyadari karena usia tidak dapat dipungkiri.  Namun semangat untuk tampil mampu mengalahkan rasa sakit yang dialami selama ini,” imbuhnya.

    Pembina Tari, A.A.Ngurah Astara menimpali, mengajarkan gerak tari untuk lansia wajib mengikuti pola gerak tubuh lansia. Agem dan gerakan tari dalam sendratari sedapat mungkin menampilkan olah tubuh yang sederhana, mudah diingat dan dapat dilakukan karena  usia penari  rataa- rata diatas 65 tahun.

    Baca Juga:  Ikan Sumber Protein Tinggi!

    “Namun demikian, para penari lansia sekaha Werdha Santhi memiliki antusias yang tinggi untuk dapat tampil secara maksimal. Saat latihan tidak terlalu banyak menemukan kendala karena para lansia sudah memiliki dasar-dasar gerakan  tari  sewaktu mereka usia muda.  Hanya lebih menekankan pada daya ingat dan kelenturan olah tubuh,” jelasnya.

    Lain lagi cerita  Ni Made Sudani yang mewakili juru tembang (gerong). Dalam Sesi latihan mereka tidak terlalu susah dalam mengatur dan mengolah vokal. Mengingat mereka lahir dari kelompok pesantian yang sering  tampil pada upacara  dewa yadnya ataupun manusia yadnya.

    “Kami hanya perlu menjaga pola makan, lebih banyak minum air putih, mengurangi begadang guna menjaga suara tetap nyaring serta mengkonsumsi suplemen . Dan yang tidak boleh diabaikan adalah  jeli dan fokus mendengar suara gong  sehingga  tembang dan suara gong menjadi selaras,” urainya.

    Baca Juga:  Hasil Survei, Koster-Giri Unggul Telak dengan Elektabilitas 70,4%

    Salah satu penari, Ni Nyoman Candri yang masa mudanya adalah penari legong, menyampaikan rasa gembiranya bisa ikut tampil bersama Sekaha Gong Werdha Santhi  Desa Adat Pedungan pada PKB tahun ini. Candri yang beberapa bulan lalu  menjalani operasi akibat pengapuran tulang, selalu bersemangat datang untuk latihan. Begitu dipilih mewakili Banjar Ambengan, kaki dan tangannya yang sering mengalami rasa kebas seketika sirna.

    “Tiang merasa termotivasi, terbayang masa muda  menari lincah di atas panggung. Apalagi tiang dan sekaha yang lainnya diberikan pelayanan kesehatan khusus dari pihak puskesmas. Kesehatan kami dipantau mulai dari cek suhu tubuh, tensi  kadar gula  serta diberikan vitamin dan suplemen . Awalnya sebagian dari kami ada yang sakit rematik, asam urat dan persendian kaku, sekarang tiang merasa sehat dan bersyukur bisa ikut pentas mengisi acara PKB tahun 2022 dengan semeton lansia “ pungkasnya sumringah. (mnk/kb)

     

    Back to top button

    Berita ini dilindungi