GIANYAR, Kilasbali.com – Sejak diperkenalkan air minum dalam kemasan ‘Be Gianyar’, produksi Perusahaan Daerah Tirta Sanjiwani langsung meramaikan pasar. Namun sayang dari sejumlah jenis atau ukuran produk yang ditawarkan, kemasan dalam botol kaca dengan sasaran hotel dan restaurant hingga kini belum bisa diproduksi. Kendalanya, selain minimnya investor dan juga masih membutuhkan data potensi pasar.
Kepala Unit Produksi Air Kemasan ‘Be Gianyar’ Made Suarka, Rabu (15/6/2022) mengakui belum bisa memproduksi air kemasan dalam botol kaca. Disebutnya, saat ini Perumda Tirta Sanjiwani sedang melakukan pendataan berapa serapan air kemasan botol kaca.
Dari data ini didapat dari Dinas Pariwisata, terkait jumlah hotel berbintang, non bintang, restoran dan bar. “Dari jumlah hotel dan restoran itu, kita data berapa kebutuhan air kemasan botol itu. Sehingga mendapat jumlah produksi,” jelas Made Suarka.
Kendala lain yang dihadapi, produksi botol adalah harus ada mesin pencuci botol. Mengingat pencucian botol kaca, harus dengan mesin dengan air panas. “Pencucian harus dengan mesin, tidak bisa manual. Hal ini membutuhkan investasi lagi,” ujarnya.
Kendala lainnya adalah wadah dari botol kaca harus dengan krat botol, tidak bisa dengan dus kertas. “Nah, dari jumlah produksi, kita bisa menghitung berapa investasi yang dibutuhkan,” ujarnya lagi.
Dari hasil perhitungan itu, masih akan diajukan ke Pemkab Gianyar untuk tambahan modal guna bisa melakukan produksi air kemasan botol kaca.
“Berapa modal yang dibutuhkan kita belum tahu, ini masih hitung berapa kira-kira kebutuhan produksi, ditambah lagi perluasan area produksi di Payangan,” jelasnya.
Sedangkan bila, disetujui penambahan modal, maka juga akan ada perekrutan tenaga kerja baru, yang menguasai air botol kemasan. “Semoga juga pariwisata segera normal, sehingga peluang produksi air kemasan botol bisa terealisasikan,” harapnya. (ina/kb)