TABANAN, Kilasbali.com – Gubernur Bali, Wayan Koster mengapresiasi Pangdam IX/Udayana atas kerja nyata membantu petani mengatasi kesulitan air dengan membangun pompa hidram.
Hal tersebut disampaikan Koster saat meresmikan Bendungan Pompa Hidram di Subak Nyampuan, Desa Tangguntiti, Selemadeg Timur, Tabanan, Selasa (15/2), bersama Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Sonny Aprianto dan Bupati Tabanan, Komang Gede Sanjaya
Wayan Koster menyampaikan, Kabupaten Tabanan merupakan salah satu kabupaten di Bali yang terkuat dalam pengelolaan sektor pertanian. Tabanan terkenal sebagai produsen beras terbanyak dengan berbagai varian. Di antaranya beras putih, beras merah, beras hitam maupun beras kuning, serta tentunya dengan mutu yang berkualitas.
Namun dalam perkembangannya, lanjut Koster, pertanian di Tabanan menghadapi beberapa kendala seperti kekeringan, khususnya pada musim kemarau, sehingga berimbas pada hasil produksi yang semakin menurun.
“Hampir seluas 240 hektare lahan petani mengalami kesulitan air, hanya mampu bercocok tanam padi satu kali pada periode bulan Oktober – Maret, selebihnya hanya menanam komoditi palawija,” ungkapnya.
Menyikapi hal itu, lanjut Koster, perlu sinergi yang kuat antar seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pusat, provinsi hingga kabupaten untuk menanggulanginya, sehingga keberadaan pompa hidram mampu mengatasi permasalahan yang selama ini tidak terpecahkan.
“Ini benar-benar program riil, bisa menyasar permasalahan dasar pertanian di Tabanan selama ini. Kita semua patut mendukungnya, semoga bisa mengangkat potensi produksi pertanian di daerah ini. Karena itu, saya memberikan apresiasi yang setinggi – tingginya atas program yang diselenggarakan oleh Pangdam IX Udayana,” jelasnya.
Lanjutnya, dari sekitar 240 Ha lahan yang mengalami kesulitan air, hampir 160 Ha dipastikan akan mendapatkan pasokan air yang cukup dengan keberadaan pompa hidram tersebut.
Ke depan, harap Koster, peningkatan hasil produksi bisa diraih, apabila para petani mampu bercocok tanam padi dua kali dalam setahun.
Koster menyatakan akan memberikan dukungan pendanaan yang bersumber dari APBD, fasilitasi anggaran dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian terkait, maupun pendanaan yang berasal dari Corporate Social Responsibility (CSR). Karena memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.
“Kami bersama Pak Bupati wajib hukumnya mendukung melalui fasilitasi pendanaan yang tentunya langsung menyasar program ini. Nanti coba kami carikan format agar tidak melalui mekanisme, karena jika melalui APBD tentunya harus lewat tender. Kalau tender tentunya belum bisa dilaksanakan seperti ini oleh anggota Bapak Pangdam. Mungkin kita bisa manfaatkan pola hibah kepada TNI, sehingga bisa mendukung program ini, mungkin hibah CSR salah satunya,” bebernya.
Dia menambahkan, dengan keterlibatan TNI dalam menciptakan program pembangunan pompa hidram, banyak penghematan yang bisa dilakukan. Baik itu waktu maupun biaya. Untuk itu, dia berharap masyarakat setempat bisa memanfaatkan dan memelihara fasilitas tersebut dengan baik.
“Jarak antara sumber air dan lahan yang memerlukan pengairan sekitar 2 Km, jika dihitung – hitung dengan memanfaatkan tenaga kerja umum dibiayai baik APBN/APBD tentu biayanya akan sangat besar sekali. Namun ketika program ini dilaksanakan oleh para prajurit TNI, ini sangat efisien, efisiensi waktu, biaya dan tenaga, hingga akhirnya mampu menyelesaikan permasalahan yang begitu luas. Ini luar biasa, kendala lahan 160 Ha dapat teratasi. Sekali lagi kami sampaikan apresiasi,” pungkasnya.
Pangdam Sonny Aprianto menegaskan bahwa program yang diprakarsai Kementerian Pertanian RI dengan melibatkan personil TNI, merupakan salah satu bentuk program TNI untuk mengatasi permasalahan rakyat di sekitar wilayah yang dinaungi.
“Inilah bukti kalau negara itu hadir untuk rakyat dengan mengatasi permasalahan – permasalahan yang ada,” ujar Mayjen TNI Sonny Aprianto. (jus/kb)