DENPASAR, Kilasbali.com – Pandemi Covid-19 ternyata ikut mengakselerasi adopsi bisnis digital. Hal itu disebabkan oleh perubahan perilaku dan aktivitas masyarakat, diikuti dengan berbagai perkembangan model bisnis yang makin terdigitalisasi.
Hal tersebut disampaikan Deputi IV Bidang Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Mohammad Rudy Salahuddin saat membuka Kuliah Industri secara virtual dadi Jakarta. Kamis (6/1). Acara ini juga diikuti secara online oleh pejabat struktural di Aula ITB STIKOM Bali, dan 3.062 mahasiswa ITB STIKOM Bali dari rumahnya masing-masing
“Trend pemanfaatan terlihat dari meningkatnya berbagai aktivitas dan belanja, seperti bekerja secara online, telemedicine dan juga layanan keuangan digital,” kata Mohammad Rudy Salahuddin.
Disebutkan, pada tahun 2030 diprediksi 30 persen kegiatan pemenuhan konsumsi terutama di negara-negara maju akan dilakukan secara online yang akan mendorong peningkatan pembayaran digital. Komposisi masyarakat di masa depan juga akan didominasi anak muda, para digital nettest, seperti mahasiswa ITB STIKOM Bali yang sangat adaptif terhadap perkembangan teknologi yang sekaligus menjadi pelaku dan penopang utama konsumsi global.
Lanjutnya, sinyal adaptasi menuju More Society 5.0 semakin kuat terlihat dari studi yang dilakukan oleh Google dan Temasek tahun 2021 yang menyatakan bahwa pada tahun 2020 sekitar 75 persen penduduk Asean telah terkoneksi internet dengan jumlah pengguna sebanyak 440 juta orang, di mana 350 juta orang memanfaatkannya untuk layanan ekonomi digital dan 60 juta di antaranya adalah pengguna baru sejak merebaknya Pandemi Covid – 19. “Gambaran ini menunjukkan mungkin pada 10 atau 20 tahun mendatang tidak ada lagi istilah ekonomi digital karena semua ekonomi sudah terdigitalisasi,” tegasnya.
Berdasarkan data Kementerian Kominfo RI, Mohammad Rudy Salahuddin mengatakan hingga tahun 2030 mendatang, Indonesia membutuhkan tambahan 9 juta talenta digital atau sekitar 600 ribu orang per tahun. Ini untuk mendukung usaha bisnis digital seperti UMKM, E-Commerce, Edutech, Healthtech, dan lain-lain. Ini peluang bagi para lulusan teknologi Informasi.
Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti (WDS) Denpasar, induk ITB STIKOM Bali, Ida Bagus Dharmadiaksa menyatakan, Kuliah Industri ini untuk memperkenalkan dunia kerja kepada mahasiswa agar menghasilkan link and match atau kesetaraan dan kesepadanan antara dunia pendidikan dan dunia kerja.
“Kuliah Industri ini merupakan salah satu agenda akademik yang wajib diikuti oleh seluruh civitas mahasiswa ITB STIKOM Bali untuk memperluas wawasan pengetahuan berkaitan dengan dunia kerja di bidang IT,” kata Dharmadiaksa.
Ketua Panitia Kuliah Industri ITB STIKOM Bali, Bagus Made Sabda Nirmala, menjelaskan, topik yang dibahas adalah topik kekinian, mulai dari e-commerce, data science – augmented reality, creative content, cyber security, digital marketing and branding, NFT pada industri kreatif graphic design, blockchain and cryptocurrency, creativepreneur, industry food and beverage, cloud platform technology, dunia saham dan investasi hingga industri software engineering.
Disebutkan, narasumbernya antara lain Furin Ongko (Lead Technical Program Manager Amazon Web Services) yang mengupas peran penting teknologi cloud computing di masa new normal, I Putu Gede Rahman Desyanta (CEO kepeng.id) membahas pengaruh crypto currency dan teknologi blockchain di masa depan, I Putu Sudiarta (CEO PT Bamboomedia Cipta Persada) membahas content creator, perancang sepatu, dan pemilik paten Niluh Djelantik memaparkan pemanfaatan dan pemaksimalan aplikasi e-commerce di era new normal, pendiri dan CEO Digital Lontar Nusantara I Wayan Lovayana membahas Data Science dan Machine Learning melalui Game Augmented dan Virtual Reality, mantan Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra membagi pengalamannya bagaimana menjadi kreatif dan berpenghasilan di usia muda, dan Yus Sudibya CEO Info Denpasar.
Menurut Bagus Sabda, sasaran utama dalam kuliah industri ini adalah mahasiswa aktif STIKOM Bali yang disiapkan untuk menjadi sumber daya manusia (SDM) berdaya saing tinggi untuk berkompetisi dalam era revolusi industri 4.0 dan membuka wawasan mahasiswa dengan mendengar sharing pengalaman langsung oleh para pakar dan praktisi dari dunia industri serta sharing informasi mengenai trend perkembangan industri digital saat ini.
“Walaupun acara ini digelar secara daring tetapi kami berharap para mahasiswa dapat mengikuti kuliah industri ini secara serius untuk menambah pengetahuan, wawasan bisnis dan tentu pengalaman yang bisa contoh dari para narasumber,” harap Bagus Sabda. (jus/kb)