DENPASAR, Kilasbali.com – Tim riset ITB STIKOM Bali pimpinan Dr. Evi Triandini, M.Eng terus melangkah menyosialisakan proyek implementasi sistem tracing dan tracking mobilitas publik berbasis QRCode dan big data untuk mendukung pembukaan industri pariwsata di Bali: Studi Kasus Kota Denpasar. Secara sederhana, aplikasi ini bertugas untuk memantau sebaran para peyintas Covid-19 di Kota Denpasar.
Evi Triandini yang juga adalah Direktur Layanan Industri, Karir, dan Alumni ITB STIKOM Bali ini menerangkan, proyek yang dibiayai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini adalah salah satu upaya pemerintah untuk mengendalikan sebaran Covid-19 di Bali dalam rangka memulihkan industri pawisata Bali yang kolaps akibat pandemi Covid-19.
Untuk memulihkan pariwisata Bali itu maka Presiden Joko Widido telah menunjuk Bali sebagai tuan rumah perhelatan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) tahun 2022. Forum GPDRR yang diadakah oleh PBB ini akan dihadiri oleh delegasi dari 193 negara dengan melibatkan peserta sebanyak 5.000 – 7.000 orang. “Karena itulah Bali dituntut harus bebas Covid-19,” ujarnya.
Mengawali kegiatan di Banjar Merta Nadhi pada Selasa 24 Agustus 2021, di Banjar Merta Nadhi Jl. Gadung No. 47 Desa Dangin Puri Kangin, Denpasar Utara dipilih sebagai pilot project lokasi pemasangan aplikasi Speed.Id dan QRCode guna melacak mobilitas waraga yang datang di banjar tersebu.
Selanjutnya pada 3 dan 10 Setember 2021 sosialisasi di Kelurahan Pemecutan. Lalu pada Selasa 21 September 2021 tim rsiet ITB STIKOM Bali mengumpulkan staf dari enam kelurahan dan dua desa di Kota Denpasar untuk mengikuti sosialsiasi di kamus Renon, Denpasar. Kenam kelurahan dan dua desa tersebut adalah Kelurahan Pemecutan, Penatih, Sesetan, Sanur, Kesiman, Panjer, Desa Dangin Puri Kangin, dan Desa Pemogan.
“Ya kami meminta mereka menjadi mitra riset kami yang nantinya kami akan melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat dengan mengundang kepala lingkungan atau banjar, jadi ini sebagai informasi awal untuk disampaikan kepada lurah dan perbekel mereka,” kata Evi Triandini.
Menurut Evi Triandini, kegiatan sosialisasi berikutnya adalah dengan menyasar pasar-pasar tradisional di Kota Denpasar sekaligus memasang aplikasi Speed.Id dan QRCode. Selanjutnya menyasar lembaga perbankan, pasar modern dan lain-lain. “Target kami di Kota Denpasar terpasang 100 aplikasi Speed.Id dan QRCode,” kata Evi Triandini di kampusnya, Kamis (23/09/2021).
Seperti diberitakan sebelumnya, dengan aplikasi khusus berbasis QRCode ini, jika ada orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 mendatangi suatu pusat keramaian dan melakukan kontak erat dengan orang-orang di sekelilingnya, otomatis data orang tersebut akan tercata dalam Big Data. Selanjutnya Big Data ini segera mengeluarkan informasi akurat tentang berapa orang yang terpapar dari satu kerumunan tadi kepada Satgas Covid-19.
“Mekanismenya, setiap lokasi yang banyak dikunjungi oleh masyarakat akan dipasang QRCode. Setiap orang mendatangi suatu lokasi pusat keramaian diminta untuk downlod aplikasi Speed.ID yang telah dikembangkan oleh Tim Riset Bamboomedia. Dengan aplikasi khusus berbasis QRCode dan Big Data, Satgas Covid-19 akan memperoleh informasi lebih akurat mengenai jumlah orang yang terpapar, dan orang yang sempat berinteraksi dengan orang yang terpapar akan mendapatkan notifikasi supaya dapat melakukan pengecekan kondisi kesehatannya,” kata Dr. Evi Triandini. (rhm/kb)