Nasional

#PesonaDigitalNTT, Kemkominfo Bawa UMKM NTT Naik Kelas dan Go Digital

    LABUAN BAJO, Kilasbali.com – Di tahun ini, Gernas BBI berfokus pada peningkatan kualitas produk UMKM lokal para pengrajin atau seniman Indonesia (Indonesian Artisanal), serta peningkatan peran aktif pemerintah daerah untuk kesuksesan gerakan tersebut.

    Oleh karena itu pada bulan Juni 2021 mendatang, Kementerian Kominfo ditunjuk sebagai campaign manager Gernas BBI di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang akan mengusung tema Kilau Digital Permata Flobamora. Provinsi yang memiliki beberapa wilayah kawasan destinasi wisata super prioritas seperti Labuan Bajo, Pulau Flores, Lembata, dan Alor ini menyimpan banyak potensi UMKM lokal yang dapat menjadi unggulan di bidang fesyen, kuliner dan kriya.

    Maka untuk mengedukasi dan memberikan pemahaman mengenai kemampuan untuk adaptif dan kreatif di era pandemi kepada para pelaku UMKM di daerah NTT, Direktorat Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik mengadakan Road to #PesonaDigitalNTT Webinar & Workshop “Mendorong Kreasi & Inovasi Wastra Tenun dan UMKM Nusa Tenggara Timur” pada Rabu (24/3/2021).

    Acara ini dilaksanakan secara offline di Hotel Inaya Bay Komodo, Labuan Bajo dan disiarkan secara live melalui aplikasi Zoom dan kanal YouTube Kemkominfo TV.

    Menghadirkan narasumber Nur Asia Uno (Ketua Bidang Promosi dan Humas Dekranas), Trince Yuni (Ketua Dekranasda Kabupaten Manggarai Barat), Alfonsa Horeng (Pendiri Rumah Tenun NTT), Kuncoro Wastuwibowo (Sinergy Project Leader Telkom Indonesia – Telkom Group), Ni Luh Putu Sri Sandhi (Manager Unit Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran BI-NTT), dan Ericson Sibagariang (Vice President Area Account Management Telkomsel), serta keynote speaker Tri Tito Karnavian (Ketua Harian Dekranas).

    Adapun acara ini dibuka dengan beberapa sambutan dari Septriana Tangkary (Direktur IKPM Kemenkominfo), Nanny Hadi Tjahjanto (Ketua Umum Dharma Pertiwi), Endang Budi Karya (Ketua Bidang Wirausaha Baru Dekranas), Edistasius Endi (Bupati Kabupaten Manggarai Barat), dan Maria Anna Plate (Anggota Bidang Promosi dan Humas Dekranas).

    Septriana Tangkary menyampaikan bahwa Gernas BBI terbukti sukses mendorong banyak pelaku UMKM, di mana onboarding yang didapatkan pada Desember 2020 sampai dengan hari ini terhitung sudah 3,7 juta UMKM yang telah berpindah dari ruang digital.

    Baca Juga:  Dua Desa asal Bali ini Tampil di  The 2nd UNESCO-IOC Global Tsunami Symposium

    “Keberhasilan ini merupakan kolaborasi dan kerjasama terbaik oleh semua pihak,” ungkapnya.

    Nanny Hadi Tjahjanto juga mengingatkan seluruh masyarakat khususnya pelaku UMKM untuk memanfaatkan sarana dan pra-sarana milik bangsa sendiri agar dapat berkembang dan saling berpegangan tangan demi mendorong majunya perekonomian tanah air, termasuk menggunakan media jual beli online.

    “Daftarkan UMKM pada LaDaRa, beli satu tumbuh seribu bangga buatan Indonesia,” ujar Nanny.

    Hari ini bidang wirausaha baru Dekranas bersinergi dengan Kemkominfo memberikan pelatihan dan pendampingan kepada 20 orang pengrajin tenun pemula, serta pelatihan sistem penjualan secara digital atau marketplace termasuk pelatihan payment gateaway secara tatap muka (offline) kepada 60 orang pelaku UMKM dan target kepada 300 orang pelaku UMKM yang hadir melalui Zoom. Hal tersebut disampaikan oleh Endang Budi Karya.

    Ia juga berharap dengan adanya pelatihan ini para penenun mempunyai keahlian menenun dengan kualitas dan desain motif yang bervariasi namun tetap mempertahankan identitas kearifan lokal serta menguasai manajemen marketing baik offline maupun online.

    “Di Labuan Bajo dan NTT, tenun merupakan ciri khas masyarakat setempat dengan motif yang beragam dan menggambarkan kearifan lokal,” ujarnya.

    Maria Anna Plate berpendapat jika kain tenun merupakan salah satu dari sekian banyak ciri khas NTT yang patut dibanggakan. Menurutnya, membuat satu lembar kain tenun, membutuhkan waktu yang cukup lama tetapi hasilnya akan memuaskan, baik itu bagi pengrajin maupun pembeli.

    Baca Juga:  Dua Desa asal Bali ini Tampil di  The 2nd UNESCO-IOC Global Tsunami Symposium

    “Hasil tenun rapi, corak yang indah, dan warna yang menarik, apalagi jika menggunakan benang dengan pewarna alami. Kenyataannya tenun yang menggunakan benang toko mungkin lebih umum dilakukan kerana permintaan yang tinggi dari masyarakat maupun biaya yang efisien, tapi tenun dengan corak dan motif dasar dari masing-masing suku serta warna dan benang alami haruslah kita pertahankan,” jelas Maria.

    Ia juga menambahkan, Indonesia patut berbangga atas kegiatan menenun yang dikembangkan secara turun temurun dan menonjolkan ciri khas daerah masing-masing. Seperti Sumba Timur yang terkenal dengan motif tengkorak, Maumere dengan motif pohon, hujan, ranting, dan Manggarai terkenal dengan corak bunga, laba-laba dan binatang.

    Pada sesi talkshow, Nur Asia Uno menyampaikan bahwa peran bidang promosi dan humas Dekranas adalah membantu pemasaran produk melalui publikasi serta pemberitaan dan pameran online atau offline.

    “Targetnya, produk para pengrajin dapat dipromosikan lebih luas melalui platform digital media sosial serta dipasarkan di pameran. Produk dari pengrajin akan dibantu dipasarkan melalui marketplace yang sudah exist seperti Tokopedia dan LaDaRa yang sudah bermitra juga dengan OVO dan Grab, sehingga produk binaan Dekranas bisa berjalan berjualan secara online,” ungkap Nur Asia.

    Trince Yuni juga mengungkapkan jika Dekarnas Manggarai Barat turut membantu dan mendorong kemajuan kerajinan daerah baik dari segi pemasaran maupun kualitas produksi, serta melestarikan kearifan lokal yang ada di daerah.

    Di kesempatan yang sama, Kuncoro juga menyampaikan bahwa peran Telkom saat ini adalah menumbuhkan sistem kerjasama yang melibatkan masyarakat.

    Baca Juga:  Dua Desa asal Bali ini Tampil di  The 2nd UNESCO-IOC Global Tsunami Symposium

    “Di Indonesia 80% rakyat atau 60 juta keluarga hidup tergantung dari UMKM, sehingga UMKM yang kita kembangkan bukan hanya kreasi tapi juga ke ranah pertanian, wisata dan UMKM-UMKM di daerah terpencil,” ungkap Kuncoro.

    Ni Luh Putu mengatakan bahwa Bank Indonesia berupaya membantu pengembangan program UMKM dari sisi digitalisasi promosi maupun digitalisasi sistem pembayaran. Salah satunya adalah dengan menggunakan standarisasi QR Code atau QRIS yang saat ini telah banyak digunakan.

    “Ini dilakukan untuk mempermudah dalam transaksi pembayaran secara digital. Sehingga, walaupun UMKM tetap harus bisa go digital supaya bisa memperluas pemasaran, jadi bisa siap ekspor,” jelasnya.

    Sementara itu Ericson yang hadir secara online menyampaikan bahwa Telkomsel sangat berkomitmen untuk membantu dan meningkatkan daya saing para UMKM Nasional, khususnya dalam bidang transformasi digital dan kreatif nasional.

    “Telkomsel membangun infrastruktur untuk men-support telekomunikasi internet sebagai kebutuhan dasar bagi pelaku UMKM kita, baik secara nasional untuk dapat bertransformasi menuju UMKM dengan spirit UMKN Go Online, Go Digital, dan Go Nasional. Harapan terbaiknya adalah tentu Go Internasional,” jelas Ericson.

    Acara dilanjutkan dengan sesi talkshow Wastra Tenun bersama Alfonsa Horeng yang menyebutkan bahwa kain tenun merupakan identitas bangsa Indonesia yang bermuatan edukasi. Ia sendiri selama 20 tahun telah memperkenalkan kain tenun ke beberapa negara di seluruh dunia.

    “Ini adalah budaya tradisi, jadi secara turun temurun semua wanita-wanita di kampung harus menenun karena alasan mahar, atau mas kawin,” ungkapnya.

    Acara sendiri ditutup oleh fashion show kain-kain nusantara khususnya Wastra Tenun khas Nusa Tenggara Timuryang diiringi dengan penampilan musik Sasando. (jus/rl/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi