BangliEkonomi BisnisTokoh

Putri Koster Ajak Florist Bali Gunakan Produk Bunga Lokal

    BANGLI, Kilasbali.com – Ketua Tim Penggerak PPK Provinsi Bali, Putri Suastini Koster menyatakan kekaguman akan keberanian orang Bali dalam berkreasi di lini bisnis. Salah satunya dengan mengelola tanahnya untuk menjadi kebun bunga yang cantik dan penuh warna.

    “Jangan sampai hasil produk lokal kita terabaikan dan tidak ada yang memanfaatkan. Mari para florist mulai menggunakan bunga hasil panen dari petani Bali,” ajak Putri Suastini Koster saat mengunjungi Kebunku Bali Woso Upadesa, Desa Tradisional Pengotan, Bangli, Sabtu (6/2/2021).

    Baca Juga:  Ardika Bikin Tabanan Bebas Bicara, Ajak Mahasiswa-Jadikan Riset Akademisi Jadi Acuan Kerja

    Di tanah seluas 1 hektare ini, ditanami beberapa jenis bunga seperti bunga mawar grade merah, bunga baby brad, bunga astro enam warna, bunga mawar termini di dunia, bunga baby rose dan bunga gerbera.

    Sementara itu, pemilik Kebunku Bali Woso Upadesa I Wayan Nyarka mengatakan bahwa untuk menghasilkan bunga yang cantik dan berkualitas, pihaknya 90% menggunakan pupuk organik. “Bunga-bunga ini kami kirim ke tiga florist di wilayah Ubud, Gianyar dan Denpasar setiap tiga kali seminggu,” ungkap Wayan Nyarka.

    Baca Juga:  Koster-Giri Lebih Memilih Menyapa Masyarakat dan Tawarkan Program

    Ke depan, Ny Putri Suastini Koster mengajak kepada seluruh florist yang ada di seluruh Bali untuk menggunakan bunga cantik yang tumbuh di tanah Bali. “Mari kita bangga menggunakan hasil pertiwi Tanah Dewata,” tegas Putri Koster.

    Untuk memperkenalkan keberadaan dan hasil bunga yang dipanen oleh Kebunku, Putri Koster berniat akan melaksanakan lomba merangkai bunga lokal, dengan paduan warna warni indahnya.

    “Sekarang para florist tidak perlu jauh-jauh mencari bunga untuk dirangkai, cukup memanfaatkan bunga hasil petani di Kebunku. Jika kita sudah memiliki hasil bunga yang berkualitas ekspor mengapa harus impor,” ujar Putri Suastini Koster menekankan. (rls/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi