GIANYAR, Kilasbali.com – Tragedi kecelakan kerja terjadi di Banjar Peliatan, Desa Kelusa Kecamatan Payangan, Kamis (14/1/2021) siang. Dua belas buruh tertimbun senderan proyek setinggi 7 meter, yang tiba-tiba longsor.
Sembilan orang buruh berhasil menghindar dari timbunan dengan sejumlah luka.
Namun tiga orang lainnya tertimbun hidup-hidup. Saat digali secepatnya, dua orang selamat namun satu orang tewas di tempat.
Dari keterangan yang dihimpun, saat itu mereka sedang mengerjakan proyek senderan setinggi 7 meter, milik l Gusti Ngurah Made Darmadi.
Dengan kondisi tanah yang sangat labil, usai istirahat siang mereka kembali melanjutkan pengerjaan senderan.
Saat mereka berada di bawah senderan, tiba-tiba senderan longsor. Kejadian yang tiba-tiba itu membuat belasan buruh ini kesulitan menghindar.
Sembilan orang yang posisinya di pinggir berhasil menyelamatkan diri. Namun tiga orang terjebak sehingga tertimbun hidup-hidup.
Pekerja yang selamat dari maut itupun dengan cepat berupaya menggali temannya yang tertimbun hidup-hidup.
Dua orang, masing-masing, l Wayan Balik (45), asal Banjar Batuan Kaler, Desa Batuan Kecamatan Sukawati dan l Wayan Cakra Gunawan (47) asal Banjar Juga Desa Mas Kecamatan Ubud, berhasil diselamatkan.
Namun naas bagi l Wayan Lebih (60) asal Banjar Juga, Desa Mas, Kecamatan Ubud, yang ditemukan paling akhir, nyawanya tidak tertolong lagi.
Kapolsek Payangan AKP I Wayan Tama mengungkapkan, kecelakaan kerja ini terjadi karena para buruh tidak mengantisipasi kondisi tebing yang sangat labil.
Dimana, sekitar pukul 13.00 WITA seluruh buruh yang berjumlah 12 orang termasuk korban melanjutkan pekerjaan proyek pembuatan senderan yang berlokasi di jurang/tebing tanah milik Ngurah Darmadi.
“Beberapa menit pada saat bekerja usai istirahat, tiba-tiba tanah tebing yang tingginya sekitar 7 meter longsor dan menimbun tiga orang pekerja. I Wayan Lebih meninggal dunia, I Wayan Balik dan I Nyoman Cakra yang tertimbun setengah badannya, berhasil diselamatkan,” ungkapnya.
Dalam pencari korban, pihaknya juga menggunakan alat berat hingga akhirnya korban yang tertimbun tanah longsor itu ditemukan.
Setelah dilakukan penggalian sekitar 30 menit menggunakan eskavator dan juga dibantu oleh masyarakat dan anggotanya, korban akhirnya ditemukan dalam keadaan meninggal.
“Kami masih melakukan penyilidikan atas musibah ini. apakah ada unsur kelalain atau memang murni kecelakaan, masih kita dalami,” pungkasnya. (ina/kb)