GianyarSosial

‘Plastic Excange’ Rangsang Pengelolaan Sampah di TPS 3R

    GIANYAR, Kilasbali.com – Kegiatan penukaran sampah plastik (plastic exchange) dengan beras saat pandemic Covid-19, merupakan langkah awal yang sangat potensial. Sebagai proses edukasi masyarakat untuk memilah sampah rumah tangga menuju pengelolaan sampah di TPS 3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (mengurangi – menggunakan – daur ulang).

    Hal itu diungkapkan oleh Pegiat/Konsultan Lingkungan di Kabupaten Gianyar, I Ketut Suarnaya, Selasa (1/12/2020). Kegiatan plastic exchange (penukaran sampah plastic) dengan beras atau komoditas lain yang marak belakangan ini di Kabupaten Gianyar, sangat diapresiasinya.

    “Karena secara kasat mata, kegiatan ini membuat sebagian masyarakat berlomba-lomba mengumpulkan sampah plastik. Karena semakin banyak sampah plastik ditukar, maka semakin banyak dapat beras atau komoditas penukarnya,” ujarnya.

    Bagi Ketut yang juga pentolan Satya Bali Kreatif ini, setidaknya untuk sementara waktu, pastic exchange ini bagus. Dari pengamatannya di lapangan, ada dua manfaat, pertama merangsang kelompok masyarakat makin banyak memungut dan mengumpulkan sampah plastik.

    Baca Juga:  Program Makan Siang Gratis Siap Gass di Gianyar

    Kedua, dapat membantu penyediaan bahan pangan khususnya beras. Karena banyak masyarakat masih kesulitan dalam penyediaan bahan pangan harian. Ini pula akibat keterbatasan dana masyarakat terdampak pandemi Covid-19 sejak Maret 2020.

    ’’Namun, sangat baik jika plastic exchange dibarengi dengan edukasi dan sosialisasi tentang penyadaran masyarakat agar mau mengelola sampah secara baik dan benar,’’ ujarnya,

    Suarnaya sangat berharap setiap pelaksnaaan plastic exchange diawali edukasi tentang sistem pengelolaan sampah. Edukasi menyangkut teknis pemungutan, pemilahan jenis sampah organic dan unorganik. Masyarakat juga penting dirangsang agar dapat memanfaatkan sampah bermodel pengelolaan sampah di TPS 3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (mengurangi – menggunakan – daur ulang).

    Baca Juga:  Salahgunakan Subsidi Pertanian, Siap-siap Berurusan dengan Hukum

    Dengan model ini, sampah dari setiap rumah tangga wajib dipilah antara sampah organik dan unorganik.

    ‘’Jika dilengkapi dengan edukasi, maka plastic echange tak jadi sekadar menukar sampah dengan beras. Masyarakat penting dirangsang dan disadarkan dengan pengetahuan tentang metedo pengelolaan sampah yang berkelanjutan,’’ ujar konsultan lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gianyar, asal Kesiman, Denpasar ini.

    Sementara, Plt Kepala DLH Kabupaten Gianyar Wayan Kujus Pawitra mengatakan dirinya bersama Tim DLH Gianyar terus memonitor kegiatan plastic exchange di Gianyar di tengah pandemi.

    Ia sependapat agar setiap kegiatan tersebut juga mengedepankan edukasi untuk membangkitkan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah. Jika tanpa eduasi, maka plastic exchange hanya bernilai sekadar barter sampah dengan beras atau komoditas lain.

    Pejabat yang selalu memberikan hadiah dalam memotivasi kegiatan lingkungan ini menilai, manfaat sementara atau insidentil karena pandemi, model plastic exchange ini cukup tepat. Namun untuk jangka panjang, perlu dipikirkan lagi. Karena siapa pun akan kesulitan dalam menyediaan dana pembelian beras dalam tempo jangka panjang.

    Baca Juga:  Mulyadi-Ardika Janji Perkuat Sinergi Banjar Dinas dan Adat untuk Rawat Kerukunan Antarwarga

    ‘’Di lain sisi, masyakat terlanjur ketergantungan dengan kebiasaan, menghalau sampah dapat beras,’’ ujarnya.

    Kujus Pawitra acung jempol jika pasca plastic exchanger, masyarakat makin tersadarkan tentang pengelolaan sampah secara sistematis, terpadu, terstruktur, dan terarah. Namun kesadaran ini mesti berbarengan dengan kemanfaatan sampah untuk warga sendiri dan lingkungan sekitar.  ‘’Intinya, kegiatan barter ini jadi super, jika berbuah kesadaran terhadap lingkungan,’’ pungkasnya. (ina/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi