GIANYAR, Kilasbali.com – Selama pandemi Covid-19, beragam hobi kini ditekuni masyarakat. Salah satunya penghobi bonsai yang terus meningkat dari berbagai kalangan.
Bagi sebagian penghobi ini, mereka lebih suka berburu bakalan bonsai dengan cara hunting alias ngebolang ke alam. Kondisi inipun dikhawatirkan oleh kalangan penghobi profesional, karena ngebolang tanpa pemahaman, dikhawatirkan akan merusak alam.
Penasehat Persatuan Penghobi Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Gianyar, Wayan Arthana mengatakan, pemburuan liar bonsai hanya bisa dihindarkan jika penghobi memiliki pengetahuan tengang bonsai.
Kata dia, dari segi standar PPBI, bonsai yang bagus itu bisa dilihat dari penampilan, gerak dasar, kematangan, dan keserasian.
“Berburu bakalan bonsai boleh, asalkan jangan merusak pekarangan orang dan merusak alam. Dan terpenting, pahami dulu bagaimana bonsai yang bagus supaya tidak asal cabut,” ujarnya.
Pihaknya pun tidak menyana jika selama pandemi Covid-19, penghobi bonsai di Gianyar mengalami peningkatan. Bahkan di sejumlah jalan utama di Kabupaten Gianyar, terdapat pedagang bonsai dadakan atau bermobil, di mana saat situasi masih normal, ia tak pernah melihat hal tersebut. Tak hanya itu, setiap ia melihat pedagang dadakan, mereka tidak pernah sepi pembeli.
“Dalam covid ini banyak orang butuh aktivitas di rumah. Peminat bonsai luar biasa saat covid. Di pinggir jalan banyak pedagang bonsai membawa pik up dan truk. Demikan juga banyak yang aktif melakukan perburuan di alam,” ujar tokoh asal Banjar Puseh, Desa Ketewel, Sukawati, Gianyar.
Melihat fenomena tersebut, Arthana mengatakan PPBI Gianyar bersama Pemda Gianyar akan menggelar pameran bonsai pada April 2021, tepatnya dalam perayaan HUT Gianyar.
Dalam pameran tersebut, pihaknya juga akan mengundang kepala sekolah, supaya pemahaman bonsai bisa masuk ke sekolah atau anak didik.
“Melihat fenomena penghobi bonsai meningkat, dalam pameran nanti kami akan undang kepala sekolah, untuk memberikan pencerahan dan pembelajaran tentang bonsai, agar disampaikan pada anak didik,” harapnya. (ina/kb)