TABANAN, Kilasbali.com – Akibat anjloknya harga ayam dari awal Maret hingga Agustus 2020, Peternak Rakyat Bali membagikan 700 ekor ayam secara gratis kepada masyarakat Tabanan, Senin (31/8/2020).
Hal ini dilakukan akibat para Peternak Rakyat Bali tidak lagi mampu memberikan pakan ternaknya dan keberlangsungan produksi, sebab hingga kini harga pokok ayam hanya mencapai Rp 8000 per kg.
Ketua Asosiasi Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) yang tergabung dalam Peternak Rakyat Bali, I Ketut Yahya Kurniadi mengatakan, aksi sosial ini akan terus berlanjut keseluruh wilayah Bali.
Pasalnya, saat ini ayam boiler di Bali sedang mengalami over suplai dan seharusnya Pemerintah Bali harus bisa bertanggungjawab dan mengevaluasi, ditambah lagi sektor pariwisata yang sedang tutup.
“Pemerintah jangan angkat tangan kepada kami para peternak ayam boiler di Bali, sudah 5 bulan kami alami kerugian, boro-boro dapat untung, malah buntung yang kami dapatkan, bahkan adanya dua Pergub yaitu Pergub no 6 tahun 2013 dan Pergub no 99 tahun 2018 tentang pola kemitraan dan Pergub tentang pemanfaatan produk lokal, kedua Pergub ini tidak dapat kami rasakan,” jelasnya.
Dijelaskanya Yahya, pihaknya mengakui ada dua Pergub yang menaungi para peternak di Bali, tetapi diakuinya semua tidak berjalan bahkan tidak ada yang mengawasi.
“Seharusnya Pemerintah Bali harus sigap dong, saya harap pemerintah Bali bisa mengayomi kami sebab kami juga bagian dari rantai ekonomi,” harapnya.
Pihaknya sudah berkali-kali menghadap Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan hanya saja ditanggapi oleh Kabidnya, sehingga keluhan dari para Peternak Rakyat Bali tidak mendapatkan respon. Artinya, sudah jelas Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan sudah sudah tidak peduli lagi akan nasib peternak di Bali.
“Melihat situasi sekarang, saya harapkan para DPR Provinsi maupun Daerah juga bisa memperhatikan kami, sebab biar bagaimanapun kami penggerak UMKM, agar ekonomi masyarakat Bali bisa bergerak kembali,” ungkapnya.
Tidak hanya itu saja, kondisi Bali saat ini sedang over suplai dan DOC (Day Old Chiken) yang disebar ke peternak tidak menjadi over dan akhirnya harga ternak menjadi anjlok, dan hal seperti ini pernah diadukan kepada pemerintah yang membidangi, hanya saja penganannya terlalu lambat.
“Kami masih melihat daging ayam gelontongan dari luar masih berdatangan ke Bali, sebab pangsa pasar mereka disana mengalami mati suri yang akhirnya Bali diserbu daging ayam gelondongan dari luar,” pungkasnya. (d/kb)