DENPASAR, Kilasbali.com – Saat ini buah jeruk di daerah Kintamani Bangli telah telah memasuki musim panen. Namun panen kali ini tidak dibarengi dengan harga yang sesuai.
Salah seorang petani jeruk asal Batur Kintamani, Ibu Putu mengatakan, di tingkat petani harga jeruk berkisar Rp 4.500 sampai Rp 5.000 per kilonya.
Hal inilah yang membawa dirinya datang ke Denpasar untuk menjual angsung jeruknya di pinggir jalan.
“Saya jualan dari jam tujuh pagi sampai jam setengah tujuh sore, dan madih bisa kirim ke pedagang lain,” ungkapnya, Selasa (4/7/2020).
Hancurnya harga jeruk di pasaran diperkirakan karena permintaan jeruk masih lesu. Hal ini sebagai imbas dari pandemi covid-19.
Buah jeruk merupakan salah satu buah lokal yang digunakan sebagai sarana untuk membuat banten sebagai sarana persembahyangan.
Namun di masa pandemi covid-19 dengan adanya pembatasan kegiatan masyarakat, permintaan buah jeruk ikut kurang bergairah. (sgt/kb)