JAKARTA, Kilasabali.com – Coronavirus disease 2019 atau COVID-19 merupakan penyakit yang terbilang baru. Sejak teridentifikasi sekitar enam bulan lalu, penyakit ini cepat menyebar hingga berujung pada pandemi di seluruh dunia.
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan bahwa masih banyak yang perlu untuk diketahui tentang virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Hal tersebut bersumber dari pakar Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO dr. Maria Van Kerkhove yang menyatakan bahwa dalam waktu 6 bulan sejak virus SARS-CoV-2 diidentifikasi, manusia masih perlu belajar banyak mengenai virus dan penyakit yang ditimbulkan.
“Kita sekarang tahu bahwa jaga jarak mempunyai dampak terbesar terhadap penurunan risiko penularan. Memakai masker merupakan cara yang efektif untuk mencegah droplet atau percikaian, atau buliran terpapar ke orang lain. Dan menjadi lebih yakin bahwa cuci tangan dengan sabun dan air mengalir membunuh kuman termasuk virus Corona penyebab COVID-19,” ucap dr. Reisa pada konferensi pers di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, Kamis (25/6/2020).
Sebagai upaya pemberian informasi dan edukasi kepada masyarakat, Gugus Tugas Nasional wajib untuk menyampaikan perkembangan informasi terkait dengan virus maupun COVID-19. Reisa mengatakan bahwa perkembangan pengetahuan mengenai penyakit ini harus selalu diperbaharui.
“Caranya, ikuti terus informasi resmi dari Gugus Tugas setiap hari yang dapat diakses melalui covid19.go.id atau konferensi pers yang ditayangkan di TVRI dan RRI, serta disebarluaskan oleh TV swasta lainnya. Media sosial juga ada, seperti melalui YouTube, Instagram, Facebook, dan Twitter BNPB, FMB9 dan @lawancovid19, semua menayangkan tentang konferensi pers, dan juga dialog atau diskusi yang diselenggarakan Media Center Gugus Tugas,” ujarnya.
Menurutnya, kesalahan mendapatkan informasi mengenai COVID-19 dapat berakibat fatal. Respon terhadap informasi tersebut dapat tidak sesuai bahkan ini bisa membuat kepanikan atau ketakutan.
“Misalnya, beredar sebuah pesan melalui WhatsApp yang menyatakan bahwa WHO mengeluarkan pernyataan tentang virus Corona yang dapat ditularkan melalui udara,” kata Dokter Reisa.
Namun, setelah Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional melakukan penelusuran terkait informasi yang beredar tersebut, didapati bahwa informasi tadi tidak tepat.
Menurutnya, WHO masih menyatakan, bahwa virus Corona ditularkan melalui droplet yang dihasilkan ketika seseorang itu terinfeksi Virus Corona, ketika seseorang batuk, bersin, atau berbicara.
Virus Corona dapat menyebar dari orang ke orang lain melalui droplet yang keluar dari hidung atau pun mulut, dan tentunya kemudian bisa jatuh ke permukaan benda-benda di sekitar.
“Orang yang kemudian menyentuh benda tersebut, lalu menyentuh mata, hidung, dan mulutnya, dapat menyebabkan tertular virus Corona, yang juga bisa terjadi kalau orang menghirup droplet yang keluar dari batuk, atau napas orang yang terjangkit oleh virus Corona. Karena itu, penting sekali bagi kita untuk menjaga jarak, paling tidak satu meter dari orang yang sakit,” jelasnya.
Demikian juga, ada informasi yang menyebutkan bahwa penularan virus melalui udara dan informasi ini diklaim bersumber dari kutipan resmi Juru Bicara (Jubir) Pemerintah Achmad Yurianto, yang merujuk pada keterangan WHO.
Pada kesempatan itu, Reisa menegaskan bahwa fakta yang benar, Jubir Yurianto meminta seluruh masyarakat untuk menggunakan masker per awal April 2020, setelah berdiskusi dengan banyak pakar kesehatan.
“Pastikan berita yang kita terima merupakan fakta, bukan hoaks. Selalu yang terkini. Pastikan memeriksa tanggal pemberitaan sebelum kita mempercayai dan menyebarkannya ke orang lain, karena pengetahuan kita tentang virus ini selalu berkembang setiap harinya,” ungkap Reisa.
Dokter Reisa meminta masyarakat untuk menyikapi situasi pandemi ini dengan bijak.
“Lengkapi informasi dan pengetahuan kita dari sumber yang terpercaya agar kita dapat secara logis merepson informasi tersebut. Lindungi diri sendiri dari informasi yang tidak benar, lindungi orang lain dari kepanikan. Mari kita bersatu melawan COVID-19 dengan pengetahuan yang sesuai dan respon yang tepat,” kata Dokter Reisa. (rls/kb)