DENPASAR, Kilasbali.com – Bali tidak perlu khawatir akan pasokan beras dari luar, karena saat ini sedang panen. Hal tersebut diungkapkan Gubernur Bali I Wayan Koster di Jayasabha, Jumat (19/6/2020), menanggapi ancaman mogok sopir angkutan logistik yang menolak rapid tes mandiri di Pelabuhan Ketapang.
Menurut Koster, tiap hari Pemprov Bali habiskan dana Rp2 miliar lebih untuk rapid tes bagi orang yang akan masuk ke Bali, termasuk sopir pengangkut logistik. Saat arus mudik memang rapid tes bagi pengangkut logistik masih dibiayai pemprov Bali.
“Yang logistik karena kaitanya dengan kebutuhan dasar masyarakat itu kita layani waktu itu. Waktu sedang konteks mudik. Sekarang situasi tidak lagi mudik dan kendaraan pengangkut logistik kan pengusaha,” terang Koster.
“Tiap hari pemprov habiskan 2 miliar, kalau satu bulan 60 miliar habis duit kita. Selama ini sudah banyak (habis-red) ratusan miliar. Sudah sekian bulan berlaku kan nggak mungkin kalau dia dagang ke sini dibayarin, kalau dia nggak ngirim beras ke Bali nggak apa-apa. Beras banyak lagi surplus beras kita, sekarang lagi panen,” ungkap Koster.
Koster menambahkan, Pemprov sudah bersurat kepada asosiasinya. “Memang orang ini nggak mau di rapid test. Diantara yang datang ini ada yang tidak membawa rapid test mandiri, karena itu nggak bawa rapid test mandiri dia ikut rapid test di situ, ada yang selenggarakan oleh Kimia Farma dan Angkatan Laut, tapi bayar dia nggak mau. Ada yang mau bayar. Yang mau bayar nggak ada masalah. Ada yang nakal nggak mau bayar, yang nakal tidak kita layani,” terang Koster.
“Aparat keamanan siap,kita harus sama-sama tertib. Ada orang yang memang nakal kita tidak akan mentolerir orang-orang yang nakal. Kalau nggak mau, ya balik sudah,” pungkasnya. (sgt/kb)