Apa Itu “New Normal”

DENPASAR, Kilasbali.com – Saat ini istilah New Normal muncul di berbagai media. New normal kembali digaungkan di tengah pandemi virus corona yang kian meluas dan menginfeksi jutaan orang di dunia, termasuk di Indonesia. Presiden Joko Widodo juga mengajak masyarakat untuk dapat hidup berdamai dengan Covid-19.
Akibat pandemi ini, masyarakat dunia dipaksa tinggal di rumah. Bekerja, sekolah, hingga beribadah juga harus dilakukan di rumah. Terkecuali bagi mereka yang memang harus beraktivitas di luar rumah.
Perubahan ekstrem ini telah memberi dampak yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat, serta bagi banyak sektor.
Sejak virus corona baru, yang mewabah dari China terus menyebar, hingga kini obat maupun vaksin penyebab penyakit Covid-19 ini masih dikembangkan.
Vaksin menjadi satu-satunya senjata untuk menghentikan penyebaran virus, tetapi saat ini sejumlah ilmuwan dunia masih berupaya untuk menyempurnakan pengembangannya.
Diam di rumah, beraktivitas hingga bekerja di rumah telah memukul keras sektor-sektor penggerak roda perekonomian.
Kondisi ini pada akhirnya membawa pada konsep New Normal Life yang secara bertahap mulai diimplementasikan.
Lantas, apa itu new normal?
New normal adalah perubahan perilaku untuk menjalankan aktivitas normal.
Namun, perubahan ini ditambah dengan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Penerapan protokol kesehatan, prinsip utama dari new normal, adalah menyesuaikan dengan pola hidup.
Protokol kesehatan menjadi aturan yang disebutkan dalam implementasi new normal, yakni dengan menjaga jarak sosial dengan mengurangi kontak fisik dengan orang lain.
Masyarakat akan menjalani kehidupan New normal hingga ditemukan vaksin, yang dapat digunakan untuk menangkal virus corona.
Transformasi ini adalah untuk menata kehidupan dan perilaku baru, ketika pandemi, yang kemudian akan dibawa terus ke depannya sampai ditemukan vaksin untuk Covid-19.
Semoga ini bisa kita jalani bersama dan harus dipaksa, pasti bisa, nanti terbiasa, lama lama akan jadi budaya hidup sehat.
Oleh Dokter Bagus Darmayasa