Gianyar

Gara-gara Google Maps, Mobil Bule Terjebak di Persawahan Ubud

    GIANYAR, Kilasbali.com – Teknologi memang bisa memudahkan hidup, namun kalau menyerahkan seluruhnya pada teknologi kadang menyesatkan. Contohnya pun sudah banyak dan berulangkali terjadi.

    Seperti yang dialami, Wisatawan asing  yang sedang plesiran di wilayah Ubud dengan mengemdikan mobil minibus.

    Gara-gara mengandalkan google maps, mereka terjebak ke jalan mengerucut menuju areal persawahan hingga akhirnya kecemplung ke parit.

    Dari informasi yang diterima, Jumat (10/1/2020), sebuah mobil Ayla, yang dikendarai WNA, terperosok ke parit di areal persawahan di Banjar Kutuh, Desa Sayan, Ubud, Gianyar.

    Baca Juga:  Tradisi Akulturasi Budaya dan Agama saat Piodalan Cong Poo Kong Bio 

    Ironisnya, mobil yang kesasar seperti ini,  tidak kali ini saja. Warga setempat pun dibikin repot karena harus menggotong mobil itu beramai-ramai agar bisa keluar dara jalan sempit.

    Warga setempat, I Wayan Gunarta menyebutkan karena terjebak di jalan menyempit  mobil iu akhirnya anjlok di parit dan hampir jatuh ke sawah. Saat itu, kedua ban samping yang kendaraan itu sudah melewati jalan.

    Namun beruntung, kata dia, sebanyak enam orang membantu mengangkat bagian samping mobil, sehingga berhasil diselamatkan tanpa ada kerusakan berarti.

    Baca Juga:  Kerap Main Petak Umpat dan Buang Sampah Sembarangan, Ratusan Duktang Disidak

    “Kejadian seperti ini sudah berulangkali terjadi.  Mereka yang terjebak akibat mengikuti arahan Google maps. Dalam aplikasi penunjuk arah itu, jalur ini menjadi jalan pintas untuk menuju pusat pariwisata Ubud,” terangnya geleng-geleng.

    Memang diakuinya, jika berpatokan pada akurasi jarak, Google maps memang tepat. Namun kelemahan aplikasi tersebut tidak menampakkan kondisi jalan secara riil, sehingga banyak WNA yang terjebak di jalan selebar dua meter itu.

    “Saya enggak sempat menanyakan namanya, wisatawan ini langsung mencak-mencak karena merasa terjebak oleh aplikasi itu,” terangnya lagi.

    Baca Juga:  Kekeringan dan Hawa Panas, Debit Sungai Petanu Turun

    Meski jalan setapak, diakuinya, setiap harinya jalan subak ini padat lalu lintas.  Karena sangat efektif dijadikan jalan pintas menuju pusat Ubud.

    Namun, karean sat memasuki jalan setapak ini melalui jalan kampung sehingga terkesan jalan lebar. Padahal  mobil tidak lewat jalur ini.

    “Sebelumnya kami sudah buat tanda  untuyk menunjukan jika jalan ini hanya bisa dilintasi sepeda motor, “ pungkasnya. (ina/kb)

    Back to top button