GIANYAR, Kilasbali.com – Ada yang berbeda dalam dari pemilihan perbekel (Pilkel) di Desa Guwang, Sukawati, Gianyar. Pilkel di desa ini diisi dengan debat terbuka para calon di hadapan warga masyarakat.
Calon perbekel Desa Guwang periode 2020-2026 tersebut, yakni nomor urut 1 Drs. Anak Agung Alit, nomor urut 2 Drs. I Ketut Muda dan nomor urut 3 Cokorda Rai SH.
Debat ini juga menghadirkan tiga orang panelis yakni DR. I Ketut Sukawati Lanang Putra Perbawa,SH (Dosen Universitas Mahasaraswati) Prof DR. Wayan Gede Supartha, S.E (Dosen Unud) dan Prof DR. I Nyoman Budiana, SH (Dosen Universitas Pendidika Nasional), serta moderator DR. Ni Made Ras Amanda Gelgel, S.Sos (Dosen Unud).
Tema yang diangkat “Menuju Desa Guwang mandiri, SDM cerdas dan berkepribadian serta menunjung tinggi ada dan budaya”. Debat terbuka berlangsung diwantilan Pura Dalem Desa Adat Guwang, Sukawati, Gianyar, Rabu (8/1/2020) malam.
Sebelum debat terbuka dimulai diawali dengan acara persembahyangan bersama dihadiri 3 kandidat calon perbekel, para panitia dipura setempat.
Debat terbagi dalam 5 sesi yakni pertama penyampaian visi dan misi, sesi keduamenjawab pertanyaan dari panelis, sesi 3 tanya jawab antar calon, sesi 4 closing stagment dan 5 penutup.
Dalam debat yang dipandu moderator DR. Ni Made Ras Amanda Gelgel, diawali dengan 3 orang panelis menyerahkan masing-masing sejumlah pertanyaan yang dimasukkan dalam 3 buah amplop tertutup. Amplop kemudian di tempat di 3 wadah yang sudah disediakan.
Untuk babak pertama nomor 2, I Ketut Muda mengambil amplop diberikan kepada moderator dan pertanyaan ditujukan kepada kandidat nomor 1 dan 3. Mereka menjawab pertanyaan panelis nomor Prof Supartha, demikian selanjutnya silih berganti.
Para kandidat dalam adu debat terbuka mengadu kehebatan program mereka masing-masing. Secara garis besar isi debat tersebut menitikberatkan Desa Guwang sebagai desa wisata dengan memiliki sejumlah objek wisata seperti Heden Canion yang sudah mampu mendatangkan ribuan wisatawan domistik dan mancanegara.
Demikian juga tentang keberadaan Pasar Seni Guwang termasuk PUMDes. Babak selanjutnya debat saling bertanya diantara calon dan langsung dijawab para calon. Dan terakhir pernyataan penutup.
Debat yang dihadiri ratusan warga banjar dari 7 Banjar Desa Guwang, Sukawati, dihadiri Kepala PMD Kabupaten Gianyar, Kapolsek Sukawati dan para tokoh Desa Guwang.
Ketua Panitia Pilkel Desa Guwang, I Kadek Agus Mudita, SH mengatakan debat terbuka kali ini merupakan salah satu tahapan dari Pilkel Desa Guwang.
Debat terbuka ini digelar pertama kali di Desa Guwang selama pilkel pernah berlangsung. Debat terbuka dengan mendatangkan 3 orang panelis dari Universitas ternama di Bali dimana 2 orang Profesor dan 1 orang doktor, serta dipandung 1 orang juga seorang doctor.
Debat terbuka digelar untuk megetahui kemampuan calon perbekel yang akan dicoblos pada Minggu (19/1/2020) mendatang.
Agus Mudita menjelaskan, latar belakang debat terbuka untuk mencari seorang pemimpin (Perbekel) yang memiliki kompetensi, integritas, kafasitas dan kafabelitas. Mengingat tantangan dan pembangunan Desa Guwang kedepan semakin berat.
“Sehingga diperlukan pemimpin yang memiliki kompetensi seperti itu.Disamping bagaimana pemimpin bisa mengembangkan desa dan menghadapi tantangan yang ada,” kata Agus Mudita yang juga seorang pengacara.
Dikatakan, dari 29 desa di Kabupaten Gianyar yang melaksanakan pilkel, selama ini para kandidat melakukan sosialisasi atau kampanye kemasing-masing banjar, namun dianggap kurang epektif sehingga digelar debat terbuka.
“Debat terbuka dengan mendatangkan para panelis dari akademisi pertama kali dalam Pilkel Desa Guwang,” katanya.
Dikatakan dengan mendatangkan panelis dari akedemis Universitas ternama di Bali, diharapkan dapat menghasilkan pemimpin atau perbekel yang berkualitas.
Mudita menambahkan isu yang diangkat dalam debat ini yakni ada 3 bidang diantaranya tata kelola pemerintahan desa, politik dan hukum.
Bidang 2 yakni ekonomi, pariwisata dan kesejahteraan masyarakat dan bidang 3 masalah adat, sosial dan budaya. Dari 3 bidang itu, ada 15 isu yang diangkat dan digodok oleh para panelis yang dikemas dalam sebuah pertanyaan yang nantinya dijawab oleh para calon perbekel.
“Dari jawaban atas pertanyaan panelis, bisa mengetahui kemampuan para calon perbekel yang dilihat, didengar langsung oleh calon pemilih,” pungkasnya. (ina/kb)