DENPASAR, Kilasbali.com – Pengaruh kemajuan teknologi bagi kehidupan memiliki dua sisi yang saling bertolak belakang, akan tetapi tidak bisa dipisahkan. Pada satu sisi, kemajuan teknologi memberi dampak positif, salah satunya mempermudah kehidupan manusia dalam berbagai hal. Namun di sisi lain, kemajuan teknologi jika tidak disikapi dengan bijaksana dan berhati-hati, akan membawa ancaman bagi kehidupan, termasuk di dalam keluarga.
“Salah satunya, interaksi antaranggota keluarga semakin berkurang. Di mana interaksi dilakukan lebih banyak melalui perangkat teknologi yang canggih seperti handphone. Hal ini membawa dampak negatif timbulnya sikap individualisme dan hilangnya interaksi langsung dalam keluarga,” demikian dikatakan Ketua Tim PKK Provinsi Bali Ny Putri Koster saat menjadi pembicara utama dalam seminar yang mengangkat tema ‘Memahami Keluarga’ di Hotel Ibis Styles, Denpasar, Sabtu (19/10/2019).
Ny Putri Koster menambahkan, interaksi dalam keluarga sangat diperlukan, bukan hanya tentang menyampaikan pesan tapi komunikasi langsung menunjukkan kedekatan emosional dan kasih sayang.
“Secanggih apapun gadget, tidak bisa menggantikan kasih sayang seorang ibu melalui tatapan kasih sayangnya,” ujarnya, seraya mengajak para orang tua untuk kembali mengintensifkan komunikasi langsung dengan bertatap muka dengan anggota keluarga.
Lebih jauh, istri nomor satu pemimpin di Bali ini menyampaikan, dengan kemajuan media sosial segala bentuk informasi dapat diakses dengan sangat mudah. Kemudahan mendapatkan informasi ini terkadang memberikan efek negatif mengingat dewasa ini banyak tersebar konten berita hoax maupun berita yang menyesatkan. Konten konten berita seperti ini juga akan memberi pengaruh pada kesehatan jiwa. Untuk itu, harus bisa bersikap kritis serta tidak mudah terpengaruh terhadap pemberitaan yang beredar.
“Kita harus cerdas dan bijak dalam bermedia sosial. Tanamkan jiwa kritis dan mencari tahu informasi yang kita dapatkan dan jangan mudah terpengaruh. Bersama-sama kita bangun komunikasi yang baik, yang dimulai dari keluarga kita sendiri. PKK akan terus turun untuk mensosialisasikan gerakan ini dan bersama-sama kita mencari solusi agar perkembangan teknologi memberi dampak positif bagi generasi bangsa kita,” katanya.
Sementara itu Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesua Cabang Denpasar dr Sugiartayasa SpKJ K menyampaikan bahwasanya salah satu penyakit jiwa saat ini adalah kecanduan gadget. Jika hal ini tidak segera ditanggulangi maka dikawatirkan generasi mendatang akan banyak yang mengalami gangguan kejiwaan. Untuk itu dengan penyelenggraan seminar ini diharapkan terbangun kesadaran bersama-sama untuk menjaga generasi bangsa ini dari dampak negatif penggunaan gadget.
Di samping itu, peran daripada keluarga sangat penting dalam upaya membangun komunikasi yang baik antara orang tua dan anak sehingga akan tercipta generasi yang melek teknologi tanpa meninggalkan tradisi yang dimiliki.
Seminar yang diselenggarakan serangkaian acara Hari Kesehatan Jiwa Sedunia Tahun 2019 ini diikuti sekitar 85 peserta dan menghadirkan sejumlah pembicara dalam bidangnya di antaranya Psikolog Caecilia Nirlaksita Rini S Psi, Miss Internet Indonesia 2019 Ni Luh Putu Diah Desvi Arina S IKOM, dr I Gde Yudhi Kurniawan SH SpKJ serta Dr dr Lely Setyawati So KJ(K). (rls/kb)