GIANYAR, Kilasbali.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gianyar menemukan metode sistem pelayanan sampah inovatif dan efektif, yaitu pelayanan sampah akan dilakukan dengan sistem online dengan harga yang cukup terjangkau, yakni Rp10 ribu per bulan. Di mana harga itu sudah termasuk pelayanan plus, baik itu mengetahui posisi, pergerakan petugas serta seluruh proses penanangan sampah dari hulu hingga hilir.
Penemuan itupun ditindaklanjuti dengan menggelar rapat persiapan sekaligus sosialisasi Dinas Lingkungan Hidup Gianyar bersama Pebekel/Lurah se-Gianyar, Selasa (27/8/2019). Dalam rapat itu, Kadis DLH Gianyar, I Wayan Kujus Pawitra menghadirkan lembaga yang nantinya berperan banyak di belakang dalam urusan teknis, dari Bali Investama Technologi (Suarti Group) dan Yayasan Bumi Sasmaya. Dan pelayanan sampah online ini ditargetkan beroperasi 1 Oktober mendatang.
Arya Trimanda Wibisana mengaku bahwa telah sudah menyiapkan 80 truk sampah sebagai tahap awal. Pemerintah pun tidak akan dibebankan biaya operasional. Sebab, pembiayaan mulai dari honor petugas, biaya perawatan, proses pengolahan sampah sudah manjadi tanggubgjawab pengelola. “Termasuk pula lahan untuk pengolahan sampah sudah disiapkan, sehingga tidak lagi menambah baban TPA Temesi yang sudah overload. Sebagai kepesertaannya, warga nantinya akan dikenakan Rp 10 ribu perbulan” terangnya.
Dikatakanya, keluhan warga terhadap pelayanan sampah dipastikan dapat diminimalisir. Karena dengan berbekal aplikasi, semua warga akan dapat mengakses pergerakan petugas sampah di lapangan. Di samping itu, pejabat mulai dari perbekel hingga bupati akan bisa memantau kendala di lapangan dari layar monitoring yang ada di setiap kantor Perbekel/Lurah/Camat/DLH dan Kantor Bupati.
“Teknologi ini di topang dengan data managemen tentang wilayah sebaran sampah di suatau wilayah atau desa. Sehingga akan membaca sebaran sampah, kapan sampah yang telah dan belum terangkut, dan lainnya,” terangnya.
Lanjutnya, pelayanan sampah berasis online ini dipastikan tidak tumpang tindih dengan pengeloaan sambah swakelola yang kini sudah bejalan di beberap desa. Bahkan jika dikolaborasikan, swakelola sampah desa ini dipastikan akan berjalan lebih maksimal.
‘’Kami mengembangkan teknologi ini karena sampah merupakan sumberdaya yang tak pernah berkurang. Namun pemanfaatan teknologi ini ada tahapannya, sepanjang semua pihak berkomitmen serius untuk menangani sampah secara baik dan benar, maka model ini dapat diterapkan berpola kerja sama dengan pihak lain,” tegasnya.
Mendapat pemaparan tersebut, Perbekel Serongga, Nyoman Gede Triyasa maupun Perbekel Keramas, I Gusti Putu Sarjana berharap agar pelayanan sampah ini segera beroperasi. Karena program penanganan sampah yang difokuskan dari hulu ini akan menjawab persoalan sampah.
“Walaupun kami sudah membangun swakelola sampah di desa, kami akan kolaborasikan. Semakin banyak pihak dan jenis pelayanan, akan menjawab persoalan sampah secara maksimal,” ujar Sarjana diiyakan Triyasa.
Sementara itu, Kepala DLH Gianyar I Wayan Kujus Pawitra mengatakan, dengan sistem ini, maka akan mengintesifkan penanganan sampah di desa- desa yang mulai serius dalam penanganan sampah. Tindak lanjut dari koordinasi pihak DLH Gianyar dengan pihak ketiga yang siap terlibat langsung dalam penanganan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Terlebih lagi, penangan sampah membutuhkan langkah komprehensif atau totalitas baik pemerintah, lembaga atau komunitas, warga desa bahkan rumah tangga.
‘’Saya optimis, penanganan sampah di Gianyar akan mencapai kemampuan pesat dibandingkan sebelumnya. Kami bangga karena para perbekel dan lurah serta komunitas peduli lingkungan ini punya komitmen yang sama untuk menangani sampah secara menyeluruh dan sistematis,” pungkasnya. (ina/kb)