NEGARA, Kilasbali.com – Musim kemarau menyebabkan debit air Bendungan Benel, Desa Manistutu, Melaya menurun. Fenomena bendungan yang menyuplai puluhan hektar persawahan di Kecamatan Melaya dan Kecamatan Negara ini terjadi beberapa pekan belakangan ini.
Dari informasi warga, sekitar dua bulan lalu, debit air di Bendungan yang diresmikan tahun 2007 itu masih tinggi. Bahkan air meluap hingga di mulut reservoar timur bendungan.
Namun sejak sebulan ini air terus menyusut. Kendati genangan air masih ada, namun debit air turun.
Kadis Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan Pemukiman Jembrana I Wayan Darwin mengatakan, penurunan debit air juga disebabkan tingginya kebutuhan air, “Memang ada penurunan volume air, karena kebutuhan air sangat tinggi,” ujarnya, Kamis (11/7/2019).
Bendungan Benel ini memiliki kapasitas 2.500.000 kubik air dan selama ini dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya pengairan sawah di 10 subak.
“Saat air bendungan banyak, aliran air dibagi secara bergilir masing-masing tiga subak,” sebutnya.
Hal ini menurutnya agar air tidak terkuras dan bendungan kering. Sehingga meskipun kemarau, air di bendungan tetap tersedia untuk stok. Karena itu untuk keperluan subak, dilakukan penggiliran aliran air.
Menjaga Ketersediaan air di Bendungan Benel memang menurutnya harus dilakukan karena pasokan air memang tidak boleh habis. Apabila volume air sangat rendah, maka menurutnya akan masuk dalam kategori kritis.
Pasokan air di Bendungan Benel dari hulu, juga terbagi untuk pipa-pipa swadaya oleh masyarakat. Karena itu, volume air yang masuk ke Bendungan juga sedikit. Penambahan drastis volume air bendungan lebih condong dipicu air dari hujan saat musim hujan. (gus/kb)