DENPASAR, Kilasbali.com – Ahli hygiene industry (ahli HI) adalah profesi yang sangat penting dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Ahli HI memiliki tugas untuk melakukan antisipasi, rekognisi, evaluasi dan pengendalian berbagai macam bahaya (stressor) yang ada dan muncul di tempat kerja, meliputi potensi bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomic dan psikososial, yang dapat menyebabkan cidera, sakit dan atau menurunkan kesejahteraan dari pekerja serta komunitas yang ada di sekitar tempat kerja.
Hal tersebut disampaikan oleh Mila Tejamaya, Presiden Indonesian Industrial Hygiene Association (IIHA) saat beraudiensi dengan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) di ruang Wakil Gubernur Bali, Denpasar, Senin (27/5/2019).
Mila Tejamaya melanjutkan jika IIHA mempunyai peranan sebagai asosiasi profesi di bidang kebersihan di tempat kerja, untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi, serta saling berbagai pengalaman dan informasi dalam bidang Higiene Industri.
“Sejak didirikan pada tanggal 12 Januari 2016, IIHA telah sukses menyelenggarakan seminar tahunan yaitu pada tahun 2016, 2017 dan 2018,” jelasnya kepada Wagub Cok Ace.
Lebih lanjut ia mengaku sekitar 300 peserta berpartisipasi dalam seminar tahuna IIHA. “Dan pada tahun ini pun diselenggarakan dengan cukup special, karena Indonesia sekaligus menjadi tuan rumah penyelenggaraan IOHA (International Occupational Hygiene Association-red),” imbuhnya.
Ia mengungkapkan pada tahun ini Indonesia sekaligus akan mempertemukan para ahli hygiene industry, baik praktisi maupun akademisi, serta perusahaan barang dan jasa K3 untuk dapat saling berbagi ilmu.
“Untuk itu kami pun berharap kehadiran Bapak Gubernur dalam acara yang akan dilaksanakan dari tanggal 9-11 September di Prime Plaza Hotel & Suites, Bali, sekaligus memberikan sambutan dan membuka acara yang bertemakan ‘Strengthening the Professionalism of Industrial Hygienists’,” tandasnya.
Mengenai acara tersebut, Cok Ace memberikan apresiasi yang sangat mendalam. Menurutnya masalah kebersihan terutama keselamatan di tempat kerja apalagi di lingkungan Pemprov Bali sangat penting untuk menunjang kinerja para ASN.
Di samping itu, ia juga menganggap dengan menjaga kebersihan pegawai dan kantor juga berdampak baik untuk kesehatan sehingga bisa meningkatkan performa pegawai.
“Seperti yang kita ketahui, tinggi-rendahnya produktivitas kerja berhubungan dengan pikiran positif, dan pikiran positif dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Nah, oleh karena itu, lingkungan kerja yang kotor dan berantakan dapat menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya tingkat produktivitas seseorang,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, ia berharap melalui seminar yang akan dilaksanakan bulan September nanti bisa mengedukasi para pegawai serta para ASN untuk selalu meningkatkan kualitas pekerjaan melalui menjaga kebersihan kantor.
Selain itu, dengan inisiatif masing-masing pegawai dalam menjaga kebersihan akan membantu meringankan pekerjaan para cleaning service, hal itu juga bias menjadikan hubungan kerja yang kondusif. (rls*/kb)