Seni BudayaTabanan

BPNB Inventarisasi Mandolin Desa Pupuan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia

TABANAN, Kilasbali.com – Beraneka ragam jenis kesenian tumbuh dan berkembang di Bali. Tidak terkecuali adalah Kabupaten Tabanan. Kabupaten yang terkenal dengan lumbung berasnya ini juga memiliki beragam jenis kesenian. Potensi seni budaya yang dimiliki oleh Kabupaten Tabanan turut memperkaya keragaman seni budaya yang ada di wilayah Bali. Baik itu seni tari, seni karawitan, seni sastra, seni lukis, seni kerajinan, patung, desain dan juga seni bertembang. Salah satu seni dari Tabanan yang cukup dikenal masyarakat adalah Mandolin. Mandolin sendiri merupakan karya budaya dengan domain seni pertunjukan yang telah teregistrasi secara nasional.

Meski sudah teregistrasi secara nasional, namun karya budaya ini belum ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda Indonesia. Oleh karena itu, Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali (BPNB) pada tahun 2020 berencana mengusulkan Mandolin menjadi warisan budaya takbenda Indonesia. Demi melengkapi usulan penetapan tersebut, Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali pada tahun 2019 ini melakukan inventarisasi Mandolin di Desa Pupuan, Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan.

Baca Juga:  Warga Binaan Nasrani di Lapas Tabanan Ikuti Kebaktian Damai Kasih Natal 2024

Desa Pupuan dipilih sebagai lokasi inventarisasi dikarenakan awal mula berkembangnya Mandolin terdapat di desa ini. Mandolin yang ada di Desa Pupuan dulunya merupakan alat musik Tionghoa yang diduga ditinggalkan pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1930an dan kemudian dikembangkan oleh penduduk lokal. Meski keberadaannya sempat mengalami pasang surut, namun hingga saat ini Mandolin masih tetap dipertahankan oleh masyarakat Pupuan dan sekitarnya.

Inventarisasi Mandolin di Desa Pupuan ini dilakukan oleh tim peneliti Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali yang terdiri dari tiga orang yaitu Hartono, I Made Dharma Suteja dan Wakhyuning Ngarsih. Inventarisasi ini dilakukan melalui beberapa proses. Penggalian informasi dari beberapa informan kunci yang terdiri dari seniman Mandolin, salah satu pembuat Mandolin, Bendesa Adat, Perbekel dan tokoh masyarakat setempat.

Baca Juga:  Pemkab Tabanan Bentuk UPTD untuk Kelola Dermaga Bedugul

“Selain menggali informasi dari para informan kunci, inventarisasi ini juga didukung dengan perekaman pementasan Mandolin. Pementasan ini dilakukan oleh para seniman Mandolin yang ada di Desa Pupuan,” katanya di Denpasar, Kamis (11/4/2019).

Salah satu seniman Mandolin Desa Pupuan, I Gde Made Wiartawan menyebutkan, saat ini ada dua sekaa Mandolin. Sekaa Mandolin Bungsil Gading dan Gita Bhaskara Etnik. Untuk Bungsil Gading mereka lebih memainkan Mandolin secara tradisional. Sedangkan Gita Bhaskara lebih dimainkan secara modern dengan diiringi oleh instrumen lain. “Selain itu Gita Bhaskara juga lebih diutamakan untuk kepentingan komersil. Misalnya dipentaskan untuk acara pernikahan, hiburan di hotel-hotel dan lain sebagainya,” ujarnya.

Meski berbeda tujuan memainkannya, namun secara keanggotaan hampir sama. Dan keduanya dapat berjalan beriringan hingga saat ini. Disatu sisi mereka tetap melestarikan kekayaan budaya mereka, di sisi lain mereka juga mendapat manfaat secara ekonomis. (jus*/kb)

Back to top button

Berita ini dilindungi