Denpasar

Paruman Agung Dharma Ghosana se-Nusantara, Mempertemukan 400 Pendanda

DENPASAR, Kilasbali.com – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) mengajak krama Bali dan umat hindu khususnya, untuk senantiasa menjalankan swadarma dan kewajibannya masing-masing dalam kehidupan beragama serta kehidupan sehari-hari, sehingga keselamatan dan kedamaian alam semesta beserta isinya selalu terjaga.

Hal tersebut dikatakan Cok Ace saat pembukaan Paruman Agung Dharma Ghosana se-Nusantara yang dilaksanakan di Pura Tanjung Sari, Giya santrian, Sanur, Sabtu (6/4/2019). Cok Ace menyatakan dirinya sangat mengapresiasi dan mendukung pelaksanaan Paruman Agung yang digelar untuk mempertemukan Ida Pedanda dan orang-orang suci yang bahkan hadir dari seantero nusantara.

Baca Juga:  TNI AD Berjuang Bersama Rakyat! Begini Penegasan KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak

“Semoga pertemuan ini bisa melahirkan pemikiran-pemikiran yang baik dan tentunya memberikan manfaat luar biasa untuk swadharma kita dalam bernegara serta beragama,” katanya

Mantan Bupati Gianyar ini juga mengharapkan tuntunan, arahan dari segenap pemuka agama, Ida Pedanda dan orang-orang suci agar semua krama Hindu mampu berjalan di jalan kebenaran dan tak lepas dari ajaran agama. “Tak lupa pula saya mengharapkan doa agar semuanya bisa tetap harmonis dan damai seperti yang selalu kita harapkan,” harapnya.

Baca Juga:  Begini Persiapan Polres Gianyar Sikapi Bencana

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Ketua Dharma Ghosana Kota Denpasar Ida Pedanda Gede Sari Arimbawa Putra Keninten menyebut, paruman agung ini sebagai wahana pertemuan pemuka agama Hindu dari seluruh nusantara.

“Paruman kali ini mempertemukan lebih dari 400 ratu peranda dan secara rutin, paruman ini diadakan setiap 6 bulan sekali yang berarti pula bertujuan agar hubungan personal antar pemuka agama bisa semakin erat,” katanya.

Pertemuan ini, dijelaskan Ida Pedanda Arimbawa bertujuan untuk menyamakan pemikiran dan persepsi Ida Pedanda Siwa-Budha untuk ajaran-ajaran agama yang sudah diwariskan secara turun temurun terutama untuk umat Hindu. Agar tata-cara, upacara dan upakara serta prakteknya di lapangan bisa berjalan serupa.

Baca Juga:  Mobilitas Kendaraan Saat Nataru Diprediksi Meningkat

“Ini untuk peningkatan kualitas prosesi yang dilaksanakan agar semakin baik sesuai sastra agama Hindu,” pungkasnya. (rls*/kb)

Back to top button

Berita ini dilindungi