DENPASAR, Kilasbali.com – Gunung Agung yang kemarin sempat terjadi erupsi dan berstatus siaga III, tidak memberikan efek buruk terhadap pariwisata di Bali. Pasalnya, para wisatawan sudah terbiasa dengan adanya pemberitaan Gunung Agung. Hal tersebut diungkapkan Ketua Depeta Asita Bali, I Komang Takuaki Banuarta, adanya status Gunung Agung Siaga III tersebut pariwisata di Bali masih tetap eksis hingga sampai sekarang tidak ada laporan travel warning ke Bali.
Banuarta menambahkan, erupsi kemarin juga tidak ada himbauan sama sekali untuk pariwisata, seolah juga wisatawan menganggap kejadian tersebut tidak ada terjadi. Sebab kalau diperhatikan ketika terjadi erupsi Gunung Agung pasti selalu disertai dengan hujan, artinya erupsi yang kemarin-kemarin bukan ancaman bagi wisatawan di Bali. “Karena sering terjadinya erupsi membuat wisatawan menjadi terbiasa, sebab dampak erupsi sekarang tidak sampai ke bandara,” tandasnya, Senin (1/4/2019).
Banuarta yang juga menjadi Bendahara DPD I Partai Golkar Prov Bali menjelaskan, walaupun sering terjadi erupsi tidak mempengaruhi target kunjungan wisatawan ke Bali. Hanya saja wisatawan Korea yang terjadi penurunan itupun bukan dikarenakan erupsi tetapi, karena pangsa pasarnya yang sedang menurun. Beda dengan tahun 90an Jepang dan Australia peringkat pertama wisatawan dalam berkunjung ke Bali. “Menurunya wisatawan Korea bukan karena adanya erupsi Gunung Agung kemarin, tetapi saya lihat adanya destinasi pariwisata yang baru,” tuturnya.
Banuartha melanjutkan, situasi sekarang ini wisatawan dalam berwisata berbeda-beda, ada yang berwisata menggunakan sistem online ada juga yang masih manual, sehingga terkadang tamu yang berkunjung ke Bali tidak terdeksi, seperti halnya ada juga wisatawan yang hanya transit saja di Bali. “Dari dulu memang data riil kunjungan wisatawan di Bali juga sangat susah dicari. Ada tamu yang hanya transit saja ke Bali, tapi mereka tetap dihitung sebagai wisatawan yang berkunjung kebali, padahal mereka berkunjung ke Lombok,” ungkapnya.
Selain itu, Banuarta menjelaskan adanya Pileg juga mempengaruhi, hanya saja dampaknya tidaklah tinggi hanya sedikit saja pengaruhnya dilihat dari segi bisnis, penjualan dan properti saja yang agak menurun, tetapi kunjungan pariwisata masih tetap normal. “Nanti setelah Pileg baru kelihatan angka perubahan wisatawan di Bali,” tutupnya. (dex/*KB).