DenpasarEkonomi Bisnis

Genjot Ekspor Produk Pertanian, Gubernur Siapkan Kebijakan dari Hulu ke Hilir

DENPASAR, Kilasbali.com – Gubernur Bali Wayan Koster akan mendorong agar sektor pertanian di Bali terus mengalami kemajuan. Setelah menerbitkan Pergub No 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali, Gubernur Koster berharap produk pertanian Bali yang sudah terkenal bisa diekspor ke mancanegara menyaingi produk dari Bangkok.

Untuk mewujudkan hal ini Koster akan membuat kebijakan yang menyentuh dari hulu hingga ke hilir. Hal ini disampaikannya saat melepas ekspor komoditas pertanian senilai Rp 17,4 miliar di Packing House PT Buah Angkasa Bali, Pelabuhan Benoa, Kamis (21/3/2019).

Gubernur Koster menilai kontribusi sektor pertanian terhadap ekonomi Bali yang hanya 14,5 persen terlalu kecil dari potensi yang sebenarnya.

“Karena itu kalau Pergub sudah berjalan, masuk ke hotel dengan harga minimum 20 persen di atas harga produksi, industri berkembang, sentranya berkembang, lantas kami akan mendorong produk ekspornya berstandar,” kata Ketua PDIP Bali ini.

Baca Juga:  Kepatuhan Aturan Transportasi untuk Menjaga Ketertiban Bali

Salah satu program yang akan dikembangkannya adalah membuat rumah desain sebagai tempat membuat desain kemasan produk-produk yang akan diekspor. Selain itu Gubernur juga akan meminta masukan dari para eksportir untuk mengurangi hambatan dan kesulitan yang ada.

“Beri kami pengetahuan apa yang dilakukan negara lain supaya kami bisa mengimbangi produk-produk mereka,” ujarnya.

Salah satu upaya yang sedang dilakukan Gubernur Koster adalah bagaimana membuat produk pertanian Bali lebih awet dan tahan lama dengan radiasi gamma. Salah satu negara yang sudah melakukan ini adalah Thailand.

Baca Juga:  Pj Gubernur Bali Minta Wali Kota dan Bupati se-Bali Kelola TKD dan APBD 2025 dengan Efisien dan Optimal

Ia mengatakan Bangkok saat ini sudah memiliki enam alat seperti itu, sementara Indonesia apalagi Bali belum memilikinya. Kabupaten Buleleng menurutnya telah membuat proposal studi untuk mengadakan alat tersebut.

“Saya dalam waktu dekat akan mengupayakan itu supaya nantinya barang-barang (pertanian) begini tidak cepat busuk, rusak dan tidak ada ulatnya. Sehingga dia akan bisa bertahan lama tidak akan jatuh harganya,” kata Koster.

Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian Denpasar I Putu Terunanegara mengatakan pada tahun 2018 Bali berhasil mengirim 4.096 ton manggis ke Tiongkok. Bahkan pada triwulan pertama 2019 jumlah ekspor manggis sudah mencapai 631 ton dengan nilai devisa hingga Rp 45 miliar.

Baca Juga:  Penanganan Sampah dan Penataan Baliho di Bali

Menurut Terunanegara selama ini tidak ada notifikasi non complian dari negara tujuan yang artinya produk pertanian Bali sudah sesuai standar. Sementara mulai Maret 2019 ini, produk pertanian lagi yakni Salak Gula Pasir mulai melakukan ekspor perdana sebanyak 0,5 ton ke Kamboja. “Ke depan sedang dipersipakan secara rutin ekspor Salak Gula Pasir sebanyak 50-100 ton per bulan,” tandasnya.

Acara pelepasan ekspor ini juga dihadiri Kepala Balai Besar Karantina Soekarno Hatta Imam Djajadi, anggota Komisi IV DPR RI Made Urip dan AA Bagus Adhi Mahendra Putra. (rls*/kb)

Back to top button

Berita ini dilindungi