DenpasarOpiniPariwisata

Turis Milenial Adalah Pasar Pariwisata Masa Depan

    DENPASAR, Kilasbali.com – Pengurus KONI Bali Bidang Hubungan Luar Negeri dan Sport Tourism, I Dewa Putu Susila mengatakan, beberapa tahun ke depan akan menjadi era wisatawan atau turis milenial yang menjadi salah satu pasar yang cukup dominan dan pasar utama yang menarik digarap pelaku industri pariwisata khususnya di Bali.

    Menurut pria asal Sanggulan, Tabanan ini, turis milenial ini bisa dikategorikan bagi mereka yang berumur 18- 35 tahun atau yang lahir di tahun 1980-an hingga menjelang tahun 2000-an.

    Pengurus KONI Bali Bidang Hubungan Luar Negeri dan Sport Tourism, I Dewa Putu Susila

    Turis milenial ini menempatkan liburan, traveling atau berwisata sebagai salah satu aspek penting dalam kehidupan pribadi mereka. Hal ini juga sejalan dengan tingkat penghasilan yang kian bertambah.

    Dewa Susila yang juga Ketua Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) Cabang Bali itu itu menambahkan turis milenial mereka ingin pelayanan yang serba cepat. Kedua, mengutamaka booking atau memesan jasa wisata baik tiket pesawat, hotel, atraksi wisata secara online.

    Baca Juga:  Buka HLF-MSP dan IAF 2024, Jokowi Serukan Tingkatkan Solidaritas Global

    Ketiga, turis milenial juga cenderung melakukan booking last minute atau pemesanan di detik-detik terakhir. Mereka juga sangat melek teknologi dan cenderung mencari informasi secara online.

    Untuk menghadapi karakteristik turis milenial yang sangat tech savy (melek teknologi) dan adiktif dengan gadget ini, para pelaku industri pariwisata tidak cukup hanya mengandalkan aspek-aspek hospitality seperti keramahtamahan dan pelayanan yang baik.

    Namun juga harus diimbangi dengan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dan teknologi digital dalam dalam pelayanan kepada wisatawan dan proses bisnisnya.

    Baca Juga:  Bule Rusia Perampas Mobil di Bedahulu Diduga Depresi

    “Di tengah revolusi industri 4.0, pariwisata akan berhenti menjadi tourism 4.0. Dimana aspek-aspek hospitality harus dikolaborasikan dengan pemanfaatan kemajuan teknologi khususnya IT untuk memperkaya pengalaman wisatawan,” katanya di Denpasar, Selasa (12/3/2019).

    Contohnya, teknologi VR (Virtual Reality) dan AR (Augmented Reality) bisa diaplikasikan oleh pengelola jasa akomodasi maupun pengelola destinasi wisata untuk menambah daya tarik dan juga memberikan pengalaman berbeda kepada wisatawan atau turis milenial.

    “Industri pariwisata juga jangan alergi dengan kemajuan IT. High touch seperti keramahtamahan dan pelayanan yang baik harus dikombinasikan dengan high tech, kemajuan teknologi,” ujarnya.

    Berdasarkan data Kementerian Pariwisata (Kemenpar) wisatawan milenial akan terus tumbuh dan menjadi pasar utama. Diproyeksikan pada 2030 mendatang, pasar pariwisata Asia didominasi wisatawan milenial berusia 15-34 tahun mencapai hingga 57 persen.

    Di Tiongkok wisatawan milennial akan mencapai 333 juta, Filipina 42 juta, Vietnam 26 juta, Thailand 19 juta, sedangkan Indonesia 82 juta.

    Baca Juga:  Pedudusan Alit Pura Ratu Begawan Penyarikan, Jaya Negara: Tingkatkan Nilai Spiritual

    Lebih dari 50 persen dari tiap pasar pariwisata Indonesia sudah merupakan milenial di 2019. Beberapa negara yang wisatawan milenial meningkat diantara lain Tiongkok, India, Singapura, dan negara Asia Tenggara lainnya.

    “Turis milenial adalah pasar pariwisata masa depan. Jadi para pelaku industri pariwisata Bali tidak boleh ketinggalan membidik turis milenial ini dan harus menyesuaikan layanannya dengan kebutuhan mereka yang cenderung berbeda dengan wisatawan dari generasi sebelumnya,” tandas Dewa Susila. (jus*/kb)

    Back to top button