DENPASAR, Kilasbali.com – Umat Hindu harus menjadi contoh bagi umat lain dalam menjalankan Catur Brata Penyepian, yakni: Amati Geni, artinya tidak boleh menyalakan api atau tidak diijinkan menyalakan lampu.
Amati Karya, tidak boleh beraktifitas atau bekerja. Amati Lelungan, artinya tidak boleh bepergian keluar rumah dan Amati Lelanguan artinya tidak boleh bersenang-senang.
Hal tersebut dikatakan Ketua Persaudaraan Hindu Muslim Bali (PHMB) Bali, A.A. Ngurah Agung, SE., saat ditemui di rumahnya di Denpasar, Senin (4/3/2019).
“Jadi kita sebagai umat Hindu di Bali harus memberi contoh bagi umat lain. Karena di Bali penduduknya hidrogen dari berbagai suku bangsa berkumpul di sini,” jelasnya.
Tokoh Puri Gerengceng Pemecutan ini menambahkan, begitu juga saat malam pengarakan ogoh-ogoh atau pagrupukan, juga diminta agar berlangsung dengan tertib, dan menjaga keamanan serta kenyamanan berlangsungnya parade ini.
“Mari kita jaga agar malam pagrupukan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk itu, saya harap para pecalang mengawasi genarasi muda agar tidak minum-minuman beralkohol sebelum mengarak ogoh-ogoh,” sebutnya.
Selain itu, sampah yang biasanya berserakan setelah pengarakan ogoh-ogoh diharapkan agar segera dibersihkan. Karena akan merusak citra Bali sebagai pariwisata dunia.
“Setelah parade ogoh-ogoh, saya harap seluruh masyarakat memungut sampah yang biasanya berserakan,” tandasnya. (jus*/kb)