Untuk mendukung upaya tersebut, Gubernur Koster mengatakan akan mengembangkan pelatihan inkubator bisnis untuk anak-anak muda yang akan mulai diprogramkan tahun 2020 bekerjasama dengan perguruan tinggi yang ada di Bali. “Yang kedua adalah memfasilitasi dari segi teknologi sarana prasarananya yang dimulai dengan wifi gratis di seluruh desa adat, puskesmas, destinasi wisata dan SMA/SMK se-Bali,” kata Ketua DPD PDIP Provinsi Bali ini.
Ia menambahkan sedang memetakan potensi desa yang ada di Bali agar industri kreatif nantinya sesuai dengan kondisi desa tersebut. Ia berharap strategi ini akan menumbuhkan UMKM di Bali. Menurutnya saat ini saja dengan pelaksanaan Pergub 79/2018 tentang penggunaan busana adat Bali dan Pergub 97/2018 tentang pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai telah berpengaruh terhadap UMKM dan industri kreatif di Bali.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir mengatakan Bali perlu mendorong potensi yang dimiliki di bidang pariwisata seni dan budaya dengan mengembangkan industri kreatif berbasis teknologi. Menurutnya Kemenristekdikti RI mulai tahun 2015 sampai saat ini telah membantu 1200 startup di Indonesia. Sebagai salah satu cara untuk mendorong inovasi, startup-startup ini didanai oleh kementerian dengan jumlah yang bervariasi. “Saya mendorong Bali bisa lakukan ini. Kami coba akan bekerjasama dengan Provinsi Bali untuk startup-startup yang ada di Bali,” kata Nasir. (rls/*KB).