TABANAN, Kilasbali.com-Melasti merupakan sebuah tradisi wajib yang dilakukan setiap menjelang hari raya nyepi. Setiap Desa yang ada di Bali memiliki tradisi yang berbeda dalam proses pemelastian menyambut hari Raya Nyepi. Salah satunya Desa Belayu Marga, Kecamatan Marga, Tabanan, yang masih mempertahankan tradisi pemelastian hingga saat ini yaitu dengan cara berjalan kaki sepanjang 35 kilo meter, dari Pura Bale Agung Belayu menuju pantai seseh, Badung.
Proses melasti dengan cara berjalan kaki ini rutin dilakukan setiap kali melasti secara turun temurun dari dulu hingga saat ini, meskipun dengan kemajuan teknologi, masyarakat Desa Adat Belayu tetap melestraikan tradisi melasti dengan berjalan kaki yang jarak tempuhnya mencapai 35 kilo meter pulang pergi dari Pura Bale Agung Belayu ke Pantai Seseh, Badung.
Menurut Kelian Penyarikan sekaligus Penglingsir Pura Dang Kayangan Puncak Empelan Dalem Semeru, I Wayan Siatra, mengatakan, tradisi melasti dengan berjalan kaki dari Desa Belayu menuju Pantai Seseh, Badung sudah dilaksanakan sejak dahulu dan tetap dilestarikan sampai saat ini. Menurutnya proses pemelastian tersebut dimulai dari pengumpulan pretima sesuhunan diseluruh Pura yang ada di Desa Belayu, yang dipusatkan di Pura Bale Agung Belayu, selasa (13/3/2018) siang. Pada malam hari sekitar pukul 20.00 wita, semua pretima sesuhunan Pura Dang Kahyangan Pucak Empelan, Pura Pucak Anyaran, Pura Gunung Sari dan Pura Bale Agung Belayu yang diempon oleh tiga Banjar yaitu Banjar Umadiwang, Banjar Pekandelan dan Banjar Gunung Siku, turun dari bale panjang, dan diaturin ganjaran agung. Setelah itu dimulai proses berjalan kaki oleh krama pemaksan yang secara teknis dibagi dalam tiga pos estapet. Tapi dalam prosesnya banyak juga masyarakat yang pul jalan kaki mengiringi proses pemlastian. Dimana untuk sekali perjalan dari Pura Bale Agung Belayu menuju Pantai Seseh ditempuh dalam waktu 3 jam. ” Dalam proses secata teknis dibagi dalam tiga pos estapet, dan ditempuh dalam waktu 3 jam sekali perjalanan dari Pura Bale Agung Belayu menuju pantai seseh,” ungkapnya, rabu (14/3/2018).
Meskipun jauh, seluruh krama dengan suka cita Ngiring Ida Betara mesucian, dan pantang mengeluh lelah. Sehingga perjalanan menuju Pantai Seseh pun terasa singkat. Dan seusai Ida mesucian di segara, sekitar 100 meter sebelum sampai di Pura Bale Agung Belayu, Ida Betara akan dipendak oleh krama istri, gong gede dan membentangkan kain putih panjang atau lelancingan. Lalu Ida Betara kembali ke Pura Bale Agung Belayu, namun sebelum Ida munggah di Bale Panjang, terlebih dahulu dihaturkan ganjaran celeng butuhan yang dipotong kepalanya.
Sehingga sekitar pukul 04.00 wita, rabu (14/3/2018), Ida Betara sudah melinggih di Bale Panjang. Bersamaan dengan pratima Pura lainnya se Desa Adat Belayu yang sebelumnya ke beji tetapi dengan menggunakan kendaraan, kemudian tanggal 16 maret nanti Ida akan kembali ke Pura masing-masing. (*KB).