KARANGASEM, Kilasbali.com-Luar biasa semangat dan tekad ribuan warga dari Banjar Dinas Pemuteran, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Meski di bawah guyuran hujan deras, mereka tetap setia menyatakan kebulatan tekad mendukung calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardana Sukawati (Koster-Ace). Antusiasme luar biasa juga ditunjukkan dari jumlah massa yang hadir. Dari 500 undangan yang dijadwalkan hadir membludak menjadi lebih dari 1.000 orang, selasa (20/2/2018).
Pada kesempatan kesempatan tersebut salah satu hal yang diminta oleh masyarakat untuk segera direalisasikan adalah wantilan. Sebab, selama ini mereka belum memiliki wantilan untuk melakukan aktivitas keadatan. “Selama ini yang kami butuhkan adalah wantilan Pak. Sebab, kami belum punya wantilan. Tanahnya sudah ada seluas dua are,” kata I Nyoman Padma selaku tokoh masyarakat setempat kepada Koster dan Cok Ace yang hadir langsung pada pertemuan itu.
Di sisi lain, ia menegaskan sudah menjadi kebulatan tekad warga Banjar Dinas Pemuteran untuk memenangkan paket yang diusung PDI Perjuangan, Hanura, PAN, PPP, PkB dan PKPI tersebut. Sebabnya, program Koster-Ace realistis dan bisa diimplemetasikan dengan segera. Selain itu, program yang dikonsep dalam Nangun Sat Kerthi Loka Bali itu langsung menyentuh pada kebutuhan masyarakat lapisan bawah. “Kita sudsh secara bulat akan pilih nomor 1 Koster-Ace pada 27 Juni mendatang. Programnya jelas pro rakyat dan realistis. Kita tidak lagi membeli kucing dalam karung. Kita siap menangkan 95 persen suara. Jumlah warga di sini ada 1.500 jiwa. 1.300 jiwa akan memilih Bapak,” tegasnya.
Di sisi lain, Koster berjanji akan merealisasikan kebutuhan warga Banjar Dinas Pemuteran berupa wantilan. “Setelah saya terpilih nanti program ini langsung jalan. 2019 sudah ada wantilan di sini. Nanti saya akan ke sini lagi bersama staf saya untuk merealisasikan hal itu,” papar Koster. Bukan tanpa alasan hal itu dilakukannya. Sebab, kelestarian dan penguatan adat merupakan salah satu program besarnya dalam konsep Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Tak hanya sekadar wantilan, ia menegaskan segala sarana dan prasarana pendukungnya juga harus dipenuhi. Misalnya gamelan dan lain sebagainya. Ia ingin ke depan desa adat harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang baik.
Sebab, sebagai benteng utama adat istiadat dan budaya Bali, sudah selayaknya desa adat diberi kewenangan yang cukup untuk mengelola diri dalam mempertahankan hal tersebut. Bahkan, Koster ingin desa adat ke depan dapat menyelenggarakan pendidikan berbasis agama Hindu mulai PAUD, TK, SD, SMP hingga SMA/SMK. Selain itu, Koster juga memaparkan program kerja lainnya di antaranya bedah rumah, JKBM Simantri dan lainnya yang merupakan program warisan Gubernur Made Mangku Pastika akan dilanjutkan di kepemimpinannya dengan beberapa perbaikan, utamanya soal besaran dana, cakupan dan tata cara memperolehnya.
“Bedah rumah dari Rp30 juta kita tambah jadi Rp50 juta. JKBM tetap kita lanjutkan, namanya KBS (Krama Bali Sehat). Pendidikan gratis hingga SMA/SMK. Begitu juga dengan program lainnya, Pak Gubernur Mangku Pastika menitipkan kepada saya agar programnya dilanjutkan. Saya sudah nyatakan kepada beliau saya siap lanjutkan dengan perbaikan agar lebih bagus lagi pelayanannya,” ujarnya. (*KB).