JembranaPolitik

Berjasa Perjuangkan Kemandirian Desa Adat, Sejumlah PKK dan STT di Jembrana Dukung Koster-Ace

    JEMBRANA, Kilasbali.com– Arus dukungan untuk Pasangan Calon (Paslon) calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace) di Kabupaten Jembrana datang dari berbagai elemen masyarakat.

    Sebelumnya dukungan terhadap Paslon yang diusungdiusung PDIP, Hanura, PAN, PPP, PKB dan PKPI dalam Pilgub Bali 2018 ini datang dari berbagai kelompok masyarakat desa adat, sekehe kesenian dalan lintas kelompok agama. Kini, dukungan terhadap Paslon yang populer dengan jargon Salam Satu Jalur ini mendapat dukungan dari kelompok ibu-ibu PKK dan Sekehe Teruna- Teruni (STT).

    Baca Juga:  Partisipasi Pemilih Banjar Delod Rurung dan Bada Gede di Desa Antosari Diprediksi 80 Persen

    Seperti Minggu (18/2/2018), PKK Banjar Bumbungan dan PKK Banjar Dasa wisma serta STT Widya Darma Banjar Adat Rangdu, Desa Pekraman Poh Santen menggelar kebulatan tekad memenangkan Koster-Ace. Kebulatan tekad tersebut disaksikan oleh Sekretaris DPC PDI Perjuangan Jembrana Sri Sutharmi didampingi sejumlah tokoh masyarakat setempat. Di antaranya Ketut Subagia dan Wayan Suama.

    Menurut Ketut Subagia, kebulatan tekad memenangkan Koster-Ace ini didasari pilihan sadar, karena Cagub Wayan Koster telah banyak berbuat banyak terhadap pembangunan di Gumi Makepung. “Jelas kami pilih yang sudah terbukti berbuat nyata bagi pembangunan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat kami, yakni Bapak Wayan Koster sebagai gubernur Bali,” ungkapnya.

    Baca Juga:  Sanjaya-Dirga Ziarah dan Peringati Hari Puputan Margarana Usai Debat Ketiga

    Sri Sutharmi membenarkan pernyataan Ketut Subagia, bahwa Wayan Koster telah banyak memberikan bantuan terhadap desa adat, bajar dan kelompok kesenian di Jembrana. “Beliaulah yang memperjuangkan di Pusat melalui inisiatif usulan Undang-Undang Desa agar desa adat diberikan kemandirian secara ekonomi dan budaya. Ini bentuk nyata kepedulian beliau terhadap kelestarian desa adat di Bali,” demikian Sri Sutharmi. (*KB)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi