CeremonialDenpasar

Rayakan Imlek Eratkan Rasa Persaudaraan

    DENPASAR, Kilasbali.com – Imlek yang merupakan Tahun Baru China, diambil dari kata IM yaitu Bulan, sedangkan Lek berati Penanggalan. Dimana setiap perayaannya ada tanggal 1 hingga tanggal 15, pada bulan ke-1 penanggalan kalender China yang menggabungkan perhitungan matahari, bulan, 2 energi yin-yang, konstelasi bintang atau astrologi shio, 24 musim, dan 5 unsur. dan berakhir dengan Cap Go Meh di tanggal kelima belas pada saat bulan purnama. Malam tahun baru imlek dikenal sebagai Chúxī yang berarti “malam pergantian tahun”

    Hal tersebut diungkapkan oleh Pemilik Sinyo Galery sekaligus pengusaha keturunan Thionghoa, Ir. Hendra Dinata. Dengan adanya Imlek atau Tahun Baru China, digunaka sebagai ajang berkumpulnya seluruh keluarga dari cicit hingga kakek, sebagai budaya bersatunya seluruh keluarga untuk saling temu kangen, sekaligus saling membantu bila ada keluarga yang tidak mampu.

    Baca Juga:  Sandrina Malakiano Hadirkan Album Perdana Bertajuk AIR

    ” Jadi cicit anak-anak berkumpul disanalah kita bertemu saling temu kangen dan bersatu menumbuhkan suatu budaya yang sangat bagus. Untuk bisa menolong antar keluarga yang tidak mampu,” ungkapnya Hendra di Galerynya Jalan Gatsu Timur, Kamis (15/2/2018).

    Hendra yang akrab disapa dengan Sinyo mengatakan, selain berkumpulnya keluarga pada saat Imlek, ada juga pemberian angpao pada anggota keluarga yang belum menikah sebagai berkat dari tuhan dengan cara berbagi rejeki kepada yang belum berkeluarga. ” Biasaya di Imlek sendiri melakukan makan bersama dan membagikan angpao yang diberikan kepada anggota keluarga yang belum menikah pasalnya angpao merupakan berkat dari tuhan dengan cara berbagi rejeki kepada yang belum berkeluarga,” ucapnya.

    Baca Juga:  Sekda Bali Ajak Masyarakat Teladani Semangat Pahlawan I Gusti Ngurah Rai

    Ia juga mengatakan bahwa perayaan Imlek merupakan milik warga Indonesia keturunan Thionghoa yang menganut berbagai macam agama. Jadi jangan salah mengartikan bahwa Imlek berkaitan dengan Budha. ” Menurut orang Imlek katanya berkaitan dengan Budha, itu salah saya orang kristen pun merayakan Imlek, jangan sampai salah mengaitkan hanya saja cara merayakannya yang berbeda sesuai agama yang dianutnya,” imbuhnya Sinyo, seraya mengucap Syukur bahwa komunitas Thionghoa semakin besar, dan bisa bersatu walaupun didalamnya banyak bermacam agama yang dianut warga Thionghoa. (dex/*KB).

    Back to top button

    Berita ini dilindungi